mas template
Headlines News :
mas template
Home » , » Glasnost & Perestroika : Awal Kehancuran Sosialisme Rusia

Glasnost & Perestroika : Awal Kehancuran Sosialisme Rusia

Written By maskolis on Monday, 11 July 2011 | 07:27

Rusia yang bernama Uni Soviet tidak mengenal kemacetan, tidak juga keterbukaan pada bangsa lain. Tapi, semuanya berubah ketika Mikhail Sergeyevitch Gorbachev menghembuskan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) pada tahun 1985. Aneka barang dari luar Rusia mengalir masuk bagai air bah.

Glasnost Perestroika

Negara yang baru membuka diri ini menjadi pasar baru bagi produk-produk kapitalisme, termasuk aneka kendaraan roda empat. Gorbachev boleh tumbang bersama Uni Soviet, tapi arus deras globalisasi tak terbendung dan menancapkan kukunya sangat dalam di Rusia saat ini. Termasuk juga kemacetan luar biasa di jalan-jalan di Moskow.

Dua hal itu, tanpa disadari, menjadi penyebab utama rusaknya sosialisme Rusia, yang sudah terbentuk secara mapan pada era Bolsjewiki dulu.

Glasnost (keterbukaan) adalah kebijakan yang diterapkan Mikhail Gorbachev. Tujuannya adalah mengurangi korupsi dan tebalnya birokrasi di Rusia masa itu. Kebebasan berpendapat diperlebar sejak saat itu.

Menurut Gorbachev,

“So the initial task of restructuring – an indispensable condition necessary if it is to be successful – is to “wake up” those people who have “fallen asleep” and make them truly active and concerned, to ensure that everyone feels as if he is master of the country, of his enterprise, office, or institute. This is the main thing. To get the individual involved in all processes.” [Mikhail Gorbachev, Perestroika]

"The present economic reform envisages that the emphasis will be shifted from primarily administrative to primarily economic management methods at every level, and calls for extensive democratisation of management, and the overall activisation of the human factor.

The reform is based on dramatically increased independence of enterprises and associations, their transition to full self-accounting and self-financing, and granting all appropriate rights to work collectives. They will now be fully responsible for efficient management and end results. A collective’s profits will be directly proportionate to its efficiency.” [Mikhail Gorbachev, perestroika]

Perestroika sendiri berarti restrukturisasi. Kebijakan ini menjadikan seseorang lebih bebas dalam mencari nafkah. Bahkan memiliki aset sendiri.

Tak pelak, inilah awal rubuhnya sosialisme di Rusia. Bayangkan, negara sosialis mana yang menghendaki keterbukaan yang berlebih dan kepemilikan aset individu? Tentu tidak ada. Jelas bahwa Gorbachev memang ingin "menghangatkan" dunia dari Perang Dingin, tetapi yang terjadi karena efek salah kebijakan itu adalah "kebakaran Rusia di segala aspek".

Antara 1985-1991, pers Rusia menghembuskan "bad news" tentang bencana, korupsi, dan kemiskinan di USSR. Hembusan berita-berita itu pulalah yang menjadikan rakyat USSR protes, dan negara-negara bawahannya meneriakkan keinginan merdeka dari USSR.

Pada tahun 1991, belasan negara lepas dari USSR. Kejayaan sosialisme yang mapan selama 69 tahun itu tak pernah ada lagi.

Sumber : quantum-backpacker.blogspot.com
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

mas template
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. MASKOLIS - All Rights Reserved
maskolis
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya