Banyak pihak yang terkejut ketika survey dari Nielsen Media Research  menyatakan stasiun TPI sebagai saluran nomor satu di Indonesia saat ini,  baik dari sisi rating maupun audience share. TPI, saluran yang dulu  pernah identik dengan siaran pendidikan, namun kini malahan menjadi  saluran dangdut dan Bollywood itu mampu mengalahkan stasiun-stasiun  saingannya yang rata-rata lebih mapan, baik dalam image maupun  performanya.
Yang menarik disini adalah bagaimana dengan segala keterbatasan yang  ada, baik dari peralatan yang sudah uzur hingga jaringan transmisi yang  dimiliki yang kalah banyak dibanding stasiun besar lainnya, TPI mampu  menyodok di urutan teratas dibanding saingan-saingannya. Sepintas saya  baca di sebuah media periklanan, pihak manajemen TPI membeberkan kiatnya  untuk mendapatkan posisi “terhormat” itu.
Setelah bergabung dalam grup Media Nusantara Citra, TPI memang  memposisikan diri sebagai stasiun untuk masyarakat dari kalangan  menengah kebawah; berbeda dengan kedua mitranya dari grup yang sama,  RCTI yang diposisikan sebagai tontonan masyarakat kelas atas, dan Global  TV sebagai salurannya anak muda. Sebagai konsekuensinya,  tayangan-tayangan yang (dianggap) tidak cocok untuk kalangan  menengah-bawah harus dihilangkan. Kini kita tidak lagi bisa menyaksikan  tayangan flora dan fauna atau sajian Discovery Channel di layar TPI.  Sebagai gantinya, silahkan nikmati goyang dangdut, dan acara-acara  kampungan lainnya. Juga jangan harap di stasiun ini kita bisa  menyaksikan tayangan film box office dari Hollywood. Nehi! Mari kita  tonton artis-artis Bollywood yang sibuk bernyanyi dan bergoyang di layar  kaca. Berita dan talk show? Lupakan topik politik dan ekonomi makro.  Sebagai gantinya, simaklah topik-topik yang dekat dengan keseharian  penontonnya.
Stasiun-stasiun TV kita sekarang sedang terkena penyakit latah. Para  pengelola stasiun TV tidak merasa berdosa apabila meniru program acara  stasiun lain yang dianggap sukses merebut hati pemirsa. Tidak kreatif,  biarin! Brengsek, emang gue pikirin! Maka jadilah program-program TPI  ramai dijiplak begitu saja oleh stasiun lain. Salah satu tayangan khas  TPI yang ramai-ramai ditiru oleh pesaingnya adalah tayangan sinetron  bertema klenik yang dibungkus dalam kedok religius. Tayangan yang  biasanya mengisahkan orang-orang berperangai buruk dan kemudian mati  dalam keadaan mengenaskan, atau mendapat ganjaran secara gaib, kini  sepertinya telah menjadi semacam trend di televisi kita.
Banyak pihak menganggap itu adalah pertanda positif. Bertolak  belakang dengan hitung-hitungan bisnis yang diyakini, bahwa tayangan  yang berbau keagamaan hanya laku dijual di bulan Ramadhan, ternyata  acara-acara “religius” semacam ini ternyata juga laris di jam-jam  prime-time di hari-hari biasa. Tapi benarkan tayangan semacam itu  mendidik?
Kenyataannya, sinetron-sinetron yang katanya bertema dakwah itu  sebenarnya adalah sebuah bentuk pembodohan. Terus terang saya tidak  ingin menulis dalam konteks keagamaan (Saya sudah berkomitmen untuk  membatasi omong-omong soal agama di blog ini. Soal agama, dalam  pandangan saya, adalah soal pribadi yang tidak perlu diumbar di  sembarang tempat dan sembarang kesempatan). Saya lebih suka memandang  gejala ini dari konteks sosial saja.
Secara psikologis, tayangan semacam ini bisa mempengaruhi pola pikir  penontonnya. Pemirsa diajak berpikir secara simpel, bahwa apa yang kita  lakukan selama hidup akan mendapat balasan secara instan (padahal Islam  tidak mengenal hukum karma). Ini juga akan membuat orang cenderung  mereka-reka seandainya ada peristiwa kematian yang tidak wajar atau  hal-hal lain yang dianggap aneh di lingkungannya. Dampaknya jelas  merugikan. Anda punya tetangga yang mati dengan perut membusung?  Jangan-jangan selama hidupnya, dia pernah memakan harta anak yatim. Atau  bagaimana seandainya ada anggota keluarga Anda yang terkena penyakit  aneh yang sulit diobati secara medis? Bisa jadi itu gara-gara  …bla…bla…bla… [silahkan direka-reka sendiri]. Atau mungkin dia disantet  orang? [pelakunya siapa yah?]. Apa hal semacam ini yang kita inginkan?
Padahal, dari segi medis, ada banyak penjelasan, kenapa perut  seseorang bisa membusung, atau kulit menghitam saat meninggal  sebagaimana yang sering digambarkan di sinetron-sinetron “religius” itu.  Memang, dalam beberapa kasus, kita sebagai umat beragama juga harus  percaya bahwa Tuhan punya banyak cara untuk menunjukkan  kemahakuasaanNya. Tapi itu bukanlah hal yang bisa kita temui setiap  hari, tiap malam, dan di tiap saluran televisi!
Di samping itu, dari segi etika penyiaran, tayangan model begini juga  tidak bisa dibilang etis. Adegan-adegan yang kurang pantas untuk  ditampilkan di layar TV sering muncul begitu saja. Gambar-gambar  menjijikan macam mayat yang dirubung belatung atau yang semacamnya  ditampilkan begitu saja tanpa tedeng aling-aling. Apalagi kalau  mengingat sinetron macam ini biasanya disiarkan pada jam-jam “prime  time”, dimana penontonnya juga sangat beragam. Cerita-cerita itu diklaim  diilhami dari cerita nyata, tapi sumbernya tidak jelas  (perhatikan kata kuncinya “diilhami” dan bukan “diangkat”). Saya pribadi  tidak terlalu yakin bahwa kisah-kisah itu ditampilkan apa adanya  seperti kejadian aslinya. Mengingat kisah itu diangkat ke layar TV, maka  pasti juga diadakan unsur dramatisasi supaya tidak terlalu “kering”.
Pendeknya, walaupun — mungkin — secara religius, bisa mempertebal  “iman” atau meningkatkan kadar “taqwa”, tapi tayangan semacam ini sama  sekali bukan model tontonan yang sehat, apalagi mendidik. Jadi, lupakan  anggapan bahwa itu adalah sinetron religius. Kalau mau dibuat  klasifikasi, tayangan macam itu mestinya masuk ke kategori tayangan  klenik, bukannya keagamaan!
Sumber : blog.dhani.org
 
 




 
 
 
 
 
 
 

KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
ReplyDeleteKAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل