Jakarta - Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat dan Eropa tak banyak berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia. Yang terjadi justru sebaliknya. Jumlah orang kaya di Tanah Air terus bertambah setiap tahun. Menurut Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan Bursa PT Bursa Efek Indonesia Urip Budi Prasetyo, pertumbuhan nasabah dengan kekayaan jumbo di Indonesia adalah salah satu yang tertinggi di Asia. "Tumbuh paling cepat setelah Hong Kong, mengalahkan Thailand dan Taiwan," ujarnya, Rabu 19 Oktober 2011.
Sebelumnya, kata Urip, jumlah nasabah kaya hanya sekitar 19 ribu orang. Tapi sekarang naik menjadi 30 ribu orang. Jumlah orang kaya ini, menurut dia, akan terus meningkat. Para nasabah kaya ini, menurut Urip, menyimpan dan menginvestasikan uangnya di berbagai bidang, mulai saham, deposito, sampai properti.
Peningkatan kekayaan tak hanya terjadi pada individual. Di lantai bursa, misalnya, saat ini ada 435 perusahaan yang mencatatkan sahamnya. Dengan jumlah perusahaan sebanyak itu, kapitalisasi pasar pada bulan ini saja mencapai Rp 3.295 triliun. Jumlah ini, kata Urip, akan terus tumbuh menjadi 27,4 persen. "Nilai transaksi harian mencapai Rp 5,2 triliun."
General Manager Standard Chartered Bank Indonesia Djumariah Tenteram mengatakan angka nasabah kaya meningkat 30-40 persen per tahun. Nasabah premium, kata dia, cukup dominan di banknya. "Kami harus sanggup mengelola (nasabah) lokal. Kalau tidak, akan diambil dari luar."
Saat ini potensi nasabah premium perbankan mencapai 1,1 juta orang. "Mereka adalah orang yang membelanjakan uangnya mencapai US$ 10-20 per hari," kata Ketua Certified Wealth Managers Association (CWMA), Darmadi Sutanto.
Definisi lain potensi nasabah premium adalah mereka yang berpenghasilan US$ 50 ribu per tahun. Jumlah potensi nasabah premium ini naik dari empat tahun lalu yang hanya 600-700 ribu orang. "Dalam tiga tahun terakhir, bisnis memang mengalami perkembangan," ujarnya.
Di PT Bank Negara Indonesia Tbk, tercatat ada 10 ribu nasabah prioritas. Total dana yang dikelola dari nasabah premium ini mencapai Rp 30 triliun. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahun lalu sekitar Rp 27 triliun. Menurut Darmadi, yang juga menjabat Direktur Consumer dan Retail BNI, jumlah nasabah premium bakal terus bertambah. Kondisi ini tentu saja menjadi peluang bagi perbankan untuk menjaring para nasabah berkantong jumbo ini.
Sumber : tempo.co
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !