Jumlah korban tewas akibat gempa di Turki terus bertambah. Kantor  Perdana Menteri Turki menyebutkan, hingga Selasa (25/10), jumlah korban  tewas sudah mencapai 366 orang dan lebih dari 1.300 orang terluka. Meski  demikian, di antara pemandangan pilu jasad para korban yang dimasukkan  ke dalam kantong jenazah, kisah-kisah ajaib bermunculan. Salah satunya  adalah penemuan seorang bayi berusia dua minggu yang masih selamat dan  sehat setelah terkubur reruntuhan bangunan selama hampir 48 jam.
Televisi  Turki menayangkan detik-detik penyelamatan bayi perempuan bernama Azra  Karaduman. Ibu bayi tersebut, Semiha, juga masih hidup, tetapi belum  dapat dikeluarkan karena terjepit dekat sofa di bawah reruntuhan  bangunan di kota Ercis, kota yang paling parah terkena dampak gempa  berkekuatan 7,2 skala Richter hari Minggu.
Sebelumnya, tim  penyelamat juga berhasil mengeluarkan seorang ibu hamil dan dua anaknya  yang masih kecil dari reruntuhan bangunan lain di Ercis. Mereka  ditemukan dengan bantuan anjing pelacak.
Di bagian lain kota,  yang berjarak sekitar 1.000 kilometer dari ibu kota Turki, Ankara, itu,  Oguz Isler (9) juga ditemukan selamat bersama kakaknya, Ela (16), dan  sepupunya, Irem (12), setelah terkubur reruntuhan apartemen setinggi  lima lantai selama delapan jam.
Isler menceritakan, bangunan  apartemen itu runtuh saat ia dan dua saudaranya berada di tangga lantai  tiga dalam usaha menyelamatkan diri dari gempa. Sebuah pintu baja jatuh  menimpa tubuh Isler. ”Saya jatuh dalam keadaan tengkurap. Saya berusaha  keluar dan berhasil membuat celah dengan tangan saya. Tetapi, saya tak  bisa bergerak lagi,” tutur Isler, yang masih belum tahu nasib orangtua  dan saudara-saudaranya yang lain.
Respons Pemerintah Turki  terhadap bencana gempa ini terlihat sangat terkoordinasi karena sudah  sangat berpengalaman menangani bencana gempa. Turki terletak di daerah  sangat rawan gempa karena berada di atas beberapa patahan kerak bumi.  Tahun 1999, dua gempa berkekuatan di atas 7 skala Richter menewaskan tak  kurang dari 18.000 orang.
Ratusan tim penyelamat dari seluruh  Turki langsung dimobilisasi ke daerah bencana, sementara Bulan Sabit  Merah Turki langsung mendirikan ratusan tenda darurat dan dapur umum di  dua stadion olahraga di kota Ercis dan Van sebagai tempat penampungan  sementara.
Meski demikian, masih banyak korban yang terkubur  reruntuhan bangunan dan belum diketahui nasibnya. Federasi Palang Merah  dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) menyebutkan, total terdapat  2.256 bangunan—sebagian besar apartemen— yang runtuh. ”Ratusan, atau  mungkin ribuan orang masih terperangkap di bawah reruntuhan bangunan,”  kata juru bicara IFRC, Jessica Sallabank.
Proses pencarian korban  hari Selasa juga diwarnai aksi protes warga terhadap para jurnalis.  Mereka melempari para wartawan dan polisi dengan batu setelah seorang  penyiar televisi Turki menyebut bencana gempa ini sudah sepantasnya  diterima suku Kurdi, yang memberontak terhadap Pemerintah Turki dan  membunuh 24 tentara Turki pekan lalu. Mayoritas warga di kawasan pusat  bencana berasal dari suku Kurdi ini.
Sumber : internasional.kompas.com





0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !