Secara mengejutkan terjadi reuni keluarga di Moskow, saat anggota DPR yang sedang melakukan kunjungan kerja bertemu dengan kakak sepupunya, yang selama 55 tahun hanya didengar dalam cerita keluarga. Keduanya pertemukan oleh Dubes RI, Hamid Awaludin. Dadoes Soemarwanto, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Moskow untuk pertama kalinya, bertemu dengan kakak sepupu yang selama 55 tahun hanya mengenal namanya lewat cerita di lingkungan keluarga.
Dadoes Soemarwanto bisa bersua dengan Ny Ami Intoyo yang adalah anak dari Prof Dr Intoyo, kakak kandung ayah Dadoes, setelah Dubes RI untuk Moskow Hamid Awaludin mempertemukan keduanya di ibu kota Rusia. Penanggung Jawab Fungsi Pendidikan, Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Moskow, M Aji Surya dalan keterangannya, Kamis (28/4) menyebutkan acara reuni keluarga itu sangat mengharukan.
Ny Ami Intoyo yang mengenakan baju panjang warna hitam dan syal merah, keluar dari gedung KBRI Moskow dengan jalan kaki yang tartatih-tatih menopang tubuhnya yang terlihat ringkih dan telah cukup renta. Ia ditemani seorang saudaranya yang juga tidak pernah pulang ke Indonesia. Begitu bertemu, ketiganya berdekapan erat di tengah tepuk tangan meriah rombongan anggota Komisi I DPR RI bersama sejumlah masyarakat Indonesia di Kota Moskow.
"Saya tidak mampu menahan rasa haru, dan saya sangat bersyukur akkhirnya bertemu juga dengan kakak sepupu yang selama ini hanya ada dalam impian. Terima kasih Pak Dubes, terima kasih staf KBRI yang telah membuat pertemuan ini," ujar Dadoes sambil berlinang air mata. Dadoes bercerita, selama ini dirinya hanya sering mendengar cerita dari keluarga tentang kakak ayahnya bernama Prof Dr Intoyo yang tidak pernah pulang ke Tanah Air sejak kepergiannya ke Uni Soviet pada tahun 1956.
Waktu itu, Intoyo yang menjadi penasehat Presiden ditugaskan oleh Presiden Soekarno untuk mengajar Bahasa Indonesia di Moscow Institute of International Relations. Ia kemudian "tidak bisa" kembali ke Indonesia karena terhalang pertikaian politik bilateral akibat percaturan perang dingin di tingkat global. "Kami dengan keluarga di Moskow selama ini hanya dekat di hati saja," ujar Dadoes, terbata-bata.
Dikatakan, sampai akhirnya kematian menjemput Intoyo pada tahun 1971 hingga sekarang, mereka entah mengapa tidak pernah kembali pulang ke Indonesia. Bisa jadi banyak masalah teknis yang menghambatnya, meski saat ini secara politis sudah tidak ada kendala. Karena itu, kini hanya Ny Ami Intoyo satu-satunya harapan pertemuan puncak antara Dadoes dan keluarga Intoyo yang telah menjadi warga Rusia tersebut.
Dubes RI Moskow mengaku sejak kedatangannya di Moskow 2,5 tahun yang lalu, telah berusaha keras untuk melakukan pendekatan terhadap para eks mahasiswa ikatan dinas asal Indonesia yang kini semuanya telah menjadi warga Rusia. Upaya pendekatan itu terus dilakukan antara lain dalam bentuk mempertemuan banyak keluarga yang telah terpisah oleh sekat-sekat politik sejak massa perang dingin. Sebelum ini, Dr Soekirno, eks mahasiswa ikatan dinas, dipertemukan dengan keluarganya di Jakarta.
"Harus diakui, Profesor Intoyo punya jasa bagi Indonesia. Kita harus tetap memberikan penghormatan kepada almarhum dan keluarganya yang saat ini masih tinggal di Rusia. Saya ikut bahagia bahwa hari ini ada kehangatan, yakni reuni keluarga yang telah lama saling tidak bertemu," ujar Hamid Awaludin.
Sumber : internasional.kompas.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !