Pemimpin Venezuela Hugo Chavez menuduh Amerika Serikat menyebabkan kehancuran di Haiti dengan menguji sebuah 'senjata tektonik' yang menyebabkan bencana gempa bumi hebat di negeri tersebut pada 12 Januari 2011. Presiden Chavez mengatakan AS "bermain Tuhan" dengan menguji perangkat yang mampu menciptakan bencana jenis ekologi semacam itu, surat kabar Spanyol ABC mengutip pernyataannya.
Sebuah gempa berkekuatan 7,0 mengguncang negara miskin itu pada 12 Januari dan menewaskan sekitar 100.000 hingga 200.000 orang. Sementara Haiti menanti bantuan dunia untuk kebutuhan dasar, para pejabat mengatakan bahaya terbesar yang dihadapi korban selamat adalah luka-luka yang tidak dirawat dan meningkatnya penyakit.
Setelah gempa, permohonan bantuan kemanusiaan yang ditanggapi secara global. Namun, bangsa itu berjuang dengan kekerasan dan penjarahan karena bantuan yang masih belum cukup untuk puluhan ribu korban yang kehilangan tempat tinggal dan luka-luka. Chavez mengatakan gempa bumi 'pembunuh' itu mengikuti adanya uji coba "senjata gempa bumi" tak jauh dari lepas pantai Haiti. Dia tidak menguraikan sumber klaimnya.
Chavez mengatakan ini "senjata gempa bumi" ini pada akhirnya akan digunakan terhadap Iran dan akan diambil alih oleh militer AS. Para pemimpin terang-terangan sebelumnya menuduh AS menduduki Haiti "di bawah kedok bencana alam." Setidaknya 11.000 tentara AS telah dikirim ke negara itu untuk memberikan keamanan bagi upaya distribusi bantuan.
Presiden Venezuela, Hugo Chavez, menuduh AS memanfaatkan gempa yang menyerang Haiti untuk menguasai negara tersebut. Pada hari Minggu (17 Januari 2010), dalam sebuah acara TV mingguan, Chavez mengolok-olok pasukan militer AS yang dikirim ke Haiti sebagai "pasukan yang dipersenjatai seperti tentara mau perang".
"Saya baca bahwa 3000 tentara berdatangan, para marinir dipersenjatai seperti tentara yang akan berperang. Disana, senjata tidak kurang-kurang. Ya ampun. Dokter, obat-obatan, bahan bakar, rumah sakit di tanah lapang, itulah yang seharusnya dikirim oleh AS," kata Chavez.
"Yang paling penting, Anda tidak melihat mereka di jalanan. Apakah mereka mengangkati mayat-mayat? ... Apakah mereka mencari korban yang terluka? Anda tidak melihat semua itu. Saya belum melihat mereka. Dimana mereka?" lanjut Chavez.
"Mereka menjajah Haiti secara terselubung", tandas Chavez.
Meski berkomentar pedas, Chavez menyatakan bahwa ia tak bermaksud menyurutkan upaya kemanusiaan yang diambil oleh AS. Ia hanya bermaksud mempertanyakan apa perlunya mengirim sedemikian banyak pasukan.
Chavez berjanji bahwa Venezuela akan mengirim bensin sebanyak yang diperlukan untuk transportasi dan produksi listrik di Haiti. Caracas telah mengirim beberapa pesawat beserta para dokter, bantuan, dan beberapa tentara ke Haiti. Disamping itu, sebuah misi Rusia-Venezuela akan diberangkatkan ke Haiti.
Apa sebenarnya HAARP itu?
Media Venezuela melaporkan bahwa gempa bumi itu "mungkin terkait dengan proyek yang disebut HAARP, sebuah sistem yang dapat menghasilkan perubahan iklim yang tak terduga dan keras." Seperti dimuat laman haarp.alaska.edu, HAARP adalah usaha ilmiah yang ditujukan untuk mempelajari sifat dan perilaku ionosfer (lapisan teratas atmosfer).
HAARP, High Frequency Active Auroral Research Program, adalah studi berjalan di Alaska diarahkan pada rekonfigurasi sifat-sifat ionosfer bumi untuk meningkatkan kemampuan satelit komunikasi.
Mantan Menteri Pertahanan AS William Cohen pada tahun 1997 menyatakan prihatin terhadap negara-negara yang terlibat "dalam terorisme jenis ekologi dimana mereka dapat mengubah iklim, merancang gempa bumi, gunung berapi dari jarak jauh melalui penggunaan gelombang elektromagnetik."
HAARP telah dipenuhi dengan kontroversi sejak pertengahan 1990-an ketika Negara bagian Rusia, Duma mengeluarkan siaran pers yang ditulis oleh urusan pertahanan internasional dan masyarakat pada HAARP dan ditandatangani oleh 90 deputi.
"Amerika menciptakan senjata geofisika integral baru yang dapat mempengaruhi medium dekat-Bumi dengan gelombang radio frekuensi tinggi ... Signifikansi dari lompatan kualitatif ini dapat dibandingkan dengan transisi dari baja dingin hingga senjata api, atau dari senjata konvensional hingga senjata nuklir. Jenis senjata baru ini berbeda dari tipe sebelumnya pada medium dekat-Bumi sekaligus menjadi objek dari pengaruh langsung dan komponennya Terutama, untuk meningkatkan sistem komunikasi dan sistem pengawasan, baik untuk kepentingan sipil maupun pertahanan.
Sebaliknya, ilmuwan, Rosalie Bertell, dalam laman Baltimore Chronicle, mengatakan HAARP seperti "raksasa pemanas' yang dapat menyebabkan gangguan besar dalam ionosfer, menciptakan tidak hanya lubang, tapi sayatan panjang di lapisan pelindung yang mencegah radiasi mematikan.
Masih dari teori konspirasi yang beredar, tak hanya AS, Rusia dan juga Uni Eropa juga punya proyek serupa, yang punya kemampuan sama, bisa mengakibatkan efek merusak. Proyek ini pula yang diduga mengakibatkan Tragedi Tsunami Aceh 26 Desember 2004 dan beberapa kejadian serupa.
Sumber : situslakalaka.blogspot.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !