Oleh : Brendan McPhillips
Dalam Tahun ajaib-nya yaitu tahun 1905, Albert Einstein membuktikan keberadaan Tuhan dan dengan demikian ia mampu mendefinisikan Tuhan. Kita semua telah akrab dengan rumus Einstein e = mc2 (energi sama dengan massa kali kuadrat kecepatan cahaya). Namun apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah bahwa awalnya Einstein tidak memecahkan untuk “e”, dia memecahkan untuk “m” jadi persamaan aslinya adalah m = e/c2 (massa sama dengan energi dibagi dengan kecepatan cahaya kuadrat). Jadi apa, apa bedanya? Dengan persamaan pertama kita belajar bagaimana mendapatkan energi dari massa, misalnya, dengan fisi atom dan mendapatkan energi (bom atom dan energi nuklir).
Namun dalam persamaan kedua kita belajar bagaimana massa diciptakan oleh energi dan bahwa, misalnya, energi yang dihasilkan oleh penggerak dari pesawat ulang-alik menambah massa berat dari pesawat yang begerak cepat. Dibutuhkan sejumlah besar energi untuk menciptakan massa. Jadi apakah yang akan kita sebut energi yang cukup besar, cukup kuat dan luas ini yang cukup untuk menciptakan tata surya, planet-planet, bintang, matahari, kau, aku dan semua yang ada di bumi ? Benar … kita bisa katakan … TUHAN adalah energi.
Energi ini memiliki kualitas tertentu yang manusia telah akrab dengan hal tersebut. Energi adalah abstrak dan kita telah mampu mengidentifikasi dan bekerja dengan keabstrakan ini. Sebagai contoh Beethoven bekerja dengan sukacita ketika ia menulis Ode to Joy dan ketika kita mendengarkan kita dapat merasakannya. Kita dapat merasakan, atau lebih baik lagi, “intuisi”, energi ilahi lainnya seperti ketenangan di alam, keindahan bunga mawar, kebebasan dalam semangat Amerika, belas kasih dari seorang guru yang baik atau kekuatan di pegunungan. Jadi apa yang akan kita sebut sebagai kualitas Energi yang menempatkan dirinya untuk begerak maju dan membangkitkan upaya untuk menciptakan dan mempertahankan setiap bagian dunia, yang mengembangkan Rencana Ilahi dan yang memiliki kesabaran yang mendalam untuk memungkinkan RencanaNya untuk berkembang selama ribuan tahun yang tak terhitung jumlahnya dan bahwa, seperti Paulus berkata, selalu melindungi, memberi harapan, sabar dan tidak pernah gagal … kita bisa menyimpulkan bahwa itu adalah… CINTA ! Tuhan adalah Cinta.
Seperti disinggung di atas Energi Tuhan telah terpecah-pecah menjadi potongan lebih kecil dari energi yang kita sebut kebahagiaan, cinta, keindahan, perdamaian, kasih sayang, kebijaksanaan, harmoni, kebaikan dan kekuatan. Tapi juga telah terpecah menjadi energi yang menciptakan Anda dan Saya. Ini adalah energi khusus karena tidak seperti semua ciptaan lain di dunia energi ini telah memungkinkan kita untuk mengembangkan ke titik menjadi sadar diri. Jadi apa kita kita sebut sebagai energi yang “di balik kita”, yang menciptakan dan mendukung kita, yang memungkinkan kita untuk mengidentifikasi, merenungkan dan bekerja dengan konsep-konsep abstrak dan yang menghubungkan kita dengan semua, adalah JIWA! Diri ilahi kita dibuat dalam gambar dan rupa Tuhan.
Einstein telah membuktikan bahwa energi dan materi bisa saling dipertukarkan, dengan kata lain mereka adalah satu atau keseluruhan. Tuhan dan segala sesuatu di alam semesta ini dapat saling dipertukarkan, dengan kata lain mereka adalah satu atau keseluruhan. Diri Ilahi kita dan diri kita dapat saling dipertukarkan, dengan kata lain mereka adalah satu atau utuh (seseorang yang telah belajar untuk bertindak sebagai diri terintegrasi ini disebut orang “suci”). Tuhan dan jiwa adalah kreatif, penuh kasih, energi yang abstrak yang membentuk diriNya dalam menciptakan dan mempertahankan Anda, saya dan dunia.
Ucapan Einstein yang terkenal, “Saya ingin tahu pikiran Tuhan; sisanya adalah rincian” Tuhan adalah energi. Tuhan adalah Cinta. Harapan saya adalah bahwa Anda, dalam upaya Anda untuk menentukan dan memahami Tuhan, memiliki kesimpulan dan reaksi seperti Einstein ketika ia memecahkan teori relativitas khusus dan keesokan harinya pergi kerumah temannya Michele Besso dan, tanpa menyapa, ia berkata , “Terima kasih, saya telah benar-benar telah memecahkan masalah itu.”
Sumber : henkykuntarto.wordpress.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !