mas template
Headlines News :
mas template
Home » , » Peran Amerika dalam Pembangunan dan Runtuhnya Tembok Berlin

Peran Amerika dalam Pembangunan dan Runtuhnya Tembok Berlin

Written By maskolis on Tuesday 26 July 2011 | 05:07

Dengan dibangunnya Tembok Berlin, Agustus 1961, maka secara 'resmi' negara Jerman terpecah dua. Namun karena secara hukum internasional status Berlin Barat tidak berubah, pemerintah AS saat itu bersikap tenang. Kemitraan Jerman dengan Amerika Serikat berawal sejak masa kepemimpinan Konrad Adenauer sebagai Kanselir Jerman pertama setelah berakhirnya Perang Dunia II. Terlebih, ketika John F. Kennedy terpilih sebagai presiden baru akhir tahun 1960.

tembok berlin

Namun beberapa bulan kemudian, tanggal 13 Agustus 1961, Jerman Timur mulai memasang palang di setiap jalan di Berlin Timur yang menuju ke Berlin Barat. Pembangunan tembok Berlin oleh Jerman Timur dan Uni Soviet dimaksudkan untuk menghentikan arus pengungsi dari Jerman Timur ke Jerman Barat. Dalam tujuh bulan awal tahun 1961 saja, jumlah pengungsi Jerman Timur mencapai lebih dari 150.000 orang. Pada tahun-tahun sebelumnya bahkan jumlahnya hampir mencapai tiga juta orang. Kebanyakan pengungsi adalah pemuda yang memiliki kualifikasi tinggi di berbagai bidang pekerjaan.

tembok berlin

Oleh John F. Kennedy keberadaan tembok Berlin tidak dijadikan alasan untuk berperang. Ia bahkan semakin giat menunjukkan kehadiran AS di Jerman Barat. Kennedy mengirimkan Jenderal Lucius Clay, pahlawan jembatan udara Berlin tahun 1948 hingga 1949, serta wakil presiden AS saat itu Lyndon B. Johnson, ke Berlin.

Kennedy sendiri baru mengunjungi Jerman pada tahun 1963. Di depan balai kota Schöneberger tanggal 26 Juni 1963 Kennedy berpidato, antara lain menyinggung tembok Berlin dan kebebasan. Ratusan ribu pengunjung mengikuti pidato Kennedy dengan antusias. Di tempat inilah ia mengucapkan kata-kata bersejarah itu: "Dengan bangga saya mengucapkan kata-kata ini: Saya adalah seorang warga Berlin.”

tembok berlin

Karisma Kennedy menyatukan warga Berlin dengan Amerika Serikat. Ketika Berlin Timur memulai membangun tembok yang memisahkan kota itu, banyak pihak mengira bahwa Amerrika Serikat akan meningkatkan keterlibatannya di Berlin. Namun pemerintah Kennedy, begitu juga Kanselir Jerman Konrad Adenauer yang masih memerintah waktu itu, bersikap hati-hati. Mereka menyadari, bahwa saat itu dunia berada di ambang perang atom.

Hal ini nampak khususnya Oktober 1961 dimana situasinya semakin meruncing. Saat itu pegawai pemerintah AS yang hendak memasuki kawasan Berlin Timur selalu dihalangi. Di gerbang perbatasan militer AS "Checkpoint Charlie“ secara demonstratif tank AS mondar-mandir di depan tank-tank Soviet. Namun akhirnya kedua pihak menarik mundur tentaranya.

Checkpoint Charlie

Tahun-tahun berikutnya kemitraan Jerman-AS mengalami sejumlah kekecewaan dan perbedaan pendapat. Namun Jerman tetap merupakan sekutu penting di Eropa bagi AS. Pertengahan tahun 80an jabatan sekretaris jenderal Partai Komunis Uni Soviet dipangku oleh Mikhail Gorbachev. Ketika Gorbachev yang kemudian memimpin Uni Soviet mengumumkan akan menempuh haluan politik baru untuk urusan luar negeri, tidak lama kemudian tanggal 12 Juni 1987 presiden AS yang saat itu, Ronald Reagen, mengunjungi Berlin.

Dalam pidatonya, Reagen menuntut Gorbachev untuk membuka gerbang Brandenburg, yang memisahkan antara kota Berlin Timur dengan Barat. "Datanglah ke gerbang ini! Tuan Gorbachev, bukalah gerbang ini! Tuan Gorbachev, runtuhkan tembok ini!”

Kemudian presiden AS berikutnya, George Bush Sr., mengunjungi tembok Berlin akhir Mei 1989, sebelum tembok itu diruntuhkan. Kanselir Jerman saat itu, Helmut Kohl, menekankan rasa terima kasihnya terutama kepada pihak yang ikut mengupayakan tercapainya perdamaian dan kebebasan di Jerman. "Kami memperingati 40 tahun berdirinya Republik Jerman. Dan menurut kami, keseluruhannya merupakan 40 tahun yang baik. Dan tidak pernah dilupakan, bahwa semua itu berhasil kami capai berkat dukungan dan persahabatan kami dengan AS.“

Tanggal 9 November 1989 tembok Berlin akhirnya diruntuhkan. Penyatuan kembali Jerman antara lain juga berkat reformasi politik yang digelindingkan Mikhail Gorbachev di tahun 1985.

Sumber : dw-world.de
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

mas template
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. MASKOLIS - All Rights Reserved
maskolis
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya