Salah satu bagian paling terkenal dari misi Voyager adalah rekaman pesan-pesan dari Bumi yang dibawanya. Rekaman itu tersimpan dalam sebuah piringan tembaga berlapis emas berdiameter 12 inci. Piringan itu menyimpan suara-suara dan gambar-gambar yang mewakili keragaman penghidupan dan kebudayaan Bumi. Terekam didalamnya ucapan salam yang diucapkan dalam 60 bahasa (bahasa Indonesia diwakili dengan ucapan salam: “Selamat malam hadirin sekalian. Selamat berpisah, dan sampai bertemu lagi di lain waktu”), berikut 115 gambar (Indonesia diwakili oleh gambar penari Bali yang dipotret oleh Donna Grosvenor) dan rekaman musik sepanjang satu setengah jam dari berbagai kebudayaan (Indonesia terwakili oleh sebuah gending Jawa, “Ketawang Puspawarna”, ciptaan Mangkunegara IV).
Lebih jauh tentang rekaman ini diungkapkan oleh mendiang Carl Sagan (astronom dari Universitas Cornell yang turut terlibat dalam proyek ini) dalam buku “Murmurs of Earth”. Buku ini pertama kali diterbitkan pada 1978 dan dicetak ulang terakhir kali pada 1992 oleh Warner News Media. Cetakan ini juga disertai CD-ROM yang memuat rekaman Voyager. Disamping itu, dalam sejumlah bukunya, Carl Sagan juga kerap menyinggung soal rekaman yang dibawa Voyager. Berikut saya kutipkan beberapa paragraf dari bukunya, “Cosmos”:
Sumber : dhani.singcat.comDua buah pesawat angkasa Voyager diluncurkan untuk diarahkan ke bintang-bintang. Masing-masing pesawat ini dilengkapi dengan piringan tembaga berlapis emas dengan jarum pembaca rekaman di piringan itu. Pada sampul alumuniumnya dicantumkan cara pemakaiannya. Kita mengirimkan hal-hal yang berhubungan dengan gen kita, dengan otak kita, dan tentang perpustakaan kita kepada mahluk-mahluk lain yang mungkin berlayar mengarungi lautan ruang antar bintang. Tetapi kita tidak hanya mengirimkan ilmiah saja. Setiap peradaban yang bisa bertemu dengan Voyager – yang pemancarnya sudah lama mati – di kedalaman ruang antar bintang, pasti memiliki ilmu jauh lebih dalam dari yang kita miliki. Yang kita inginkan adalah, kita ingin mengatakan kepada mereka segala sesuati yang merupakan keunikan kita … Meskipun para pembaca mungkin tidak tahu bahasa-bahasa Bumi, kita kirimkan ucapan salam yang diucapkan dalam enam puluh bahasa, termasuk salam dari paus bungkuk. Kita kirimkan foto-foto manusia dari seluruh dunia yang sedang saling menjaga, belajar, membuat alat, dan berkarya seni serta sedang memecahkan masalah dan tantangan. Ada rekaman musik indah yang berlangsung selama satu setengah jam dari banyak kebudayaan. Beberapa dari mereka mengungkapkan perasaan kesepian kosmik kita, keinginan kita untuk mengakhiri keterasingan kita, dambaan kita untuk mengadakan hubungan dengan mahluk lain di kosmos. Kita kirimkan juga rekaman-rekaman suara yang mungkin sudah terdengar di Bumi jauh di masa lalu, saat kehidupan belum muncul, sampai pada evolusi spesies manusia dan sampai pada suara-suara dari zaman teknologi yang sangat berkembang sekarang ini. Inilah, seperti suara-suara paus baleen, lagu cinta yang dinyanyikan di ruang angkasa yang besar. Banyak, atau mungkin sebagian besar, pesan kita yang tidak mungkin ditafsirkan. Kita tetap mengirimkannya, karena sangat penting untuk dicoba.
Dalam hubungan ini, kita masukkan juga di pesawat angkasa Voyager ini pikiran dan perasaan seseorang, kegiatan listrik otak, jantung, mata, dan ototnya. Semuanya direkam dalam waktu satu jam, dimampatkan dalam waktu dan dimasukkan ke dalam rekaman yang ada di pesawat angkasa ini. Bisa dikatakan, kita telah mengirimkan ke dalam kosmos rekaman pikiran dan perasaan seorang manusia warga planet Bumi di suatu hari di bulan Juni 1977. Mungkin para pernerima hanya membiarkannya saja, atau menganggap rekaman-rekaman yang ada di dalamnya sebagai rekaman dari suatu pulsar, yang memang agak mirip. Atau mungkin suatu kebudayaan yang kemajuannya jauh melampaui kita, sampai tak bisa kita bayangkan, akan bisa menerjemahkan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang terekam itu, dan menghargai usaha-usaha kita untuk berbagi rasa dengan mereka.
Informasi yang ada di dalam gen kita sangatlah tua – sebagian besar lebih dari beberapa juta tahun umurnya, dan ada yang miliaran tahun. Informasi yang tahan lama atau awet bukanlah karakteristik manusia. Akibat adanya erosi di permukaan Bumi, monumen-monumen dan peninggalan-peninggalan kita, bila dibiarkan begitu saja, tidak akan bertahan sampai di masa depan yang jauh. Tetapi piringan yang ada di Voyager sedang bergerak keluar dari tata surya. Erosi di ruang antar bintang – sebagian besar karena sinar kosmik atau butir-butir debu yang menimpanya – begitu lambatnya sehingga informasi yang ada di piringan ini akan bertahan sampai semiliar tahun. Tetapi lestarinya kenangan spesies manusia akan jauh lebih lama bertahan dibandingkan dengan lekuk-lekuk logam yang dicetak di piringan yang dibawa Voyager ke dalam ruang antar bintang.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !