Menarik membaca artikel republika yang berjudul Sensitifnya Arah Kiblat. Artikel tersebut menceritakan persoalan arah kiblat yang terukur melalui kompas yang ternyata berbeda-beda antara mesjid satu dengan lainnya, setidaknya ada tiga pilihan, 9, 8.5 atau 7.5. Mungkin kebanyakan mesjid yang didirikan di indonesia mengukur arah kiblat berdasarkan arah yang ditunjukkan kompas. Saya sendiri boleh dibilang tidak pernah menggunakan kompas untuk menentukan arah kiblat, jadi tidak paham maksud dari angka-angka diatas.
Mengutip dari artikel tersebut:
Jamaah ini seorang insinyur, yang setahun ini relatif setia shalat di masjid. Tetapi kemudian ia menemukan satu peta dunia dengan judul US/UK World Magnetic Chart -Rpoch 2000 Declination- Main Field (D). Di situ digambarkan bahwa Indonesia berada pada garis O, dan kalau ditarik garis lurus ke barat, maka menurut penghitungan ini arah kiblat masjid yang sekarang ini menuju ke Tanzania atau Zanzibar di Afrika Timur. Dia dan putera-puteranya pun memilih shalat di rumah.
Mungkin yang dimaksud peta yang ini. Memang sebagian besar wilayah indonesia masuk zona deklinasi "0", namun perlu diketahui bahwa peta tersebut adalah peta global. Tergantung sifat batuan di suatu wilayah, ada kalanya suatu wilayah mempunyai medan magnet yang kuat namun arahnya tidak sama dengan arah medan magnet bumi secara global. Hal ini menyebabkan banyak wilayah belum tentu deklinasinya sama dengan peta global diatas. Dibutuhkan peta lokal untuk menentukan deklinasi wilayah tertentu dan saya belum menemukan untuk wilayah Jakarta. Sebagai contoh bandingkan peta magnet wilayah amerika ini dengan global map diatas. Sangat berbeda bukan? Saya pernah mengukur arah utara dengan kompas (di Jakarta) dan saya pastikan ada selisih yahg cukup signifikan antara utara yang ditunjukkan kompas (magnetic north) dengan "Utara Benar" (true north).
Masalah kedua adalah kata "kalau ditarik garis lurus ke barat", bagaimana menarik garis ini? Jika anda menarik garis lurus dari Jakarta ke Mekkah diatas Peta, arah yang anda dapat bukanlah arah yang sesungguhnya! Mengapa? karena bumi bulat, sementara peta adalah proyeksi Bumi dalam dua dimensi. Dengan demikian akan ada distorsi jika anda menarik garis lurus di atas peta kemudian diproyeksikan di bola bumi. Garis yang demikian ini disebut dengan rhumb line atau loxodrom. Jika anda naik pesawat dari Jakarta mengikuti arah ini, anda tidak akan melewati kota Mekkah, alih-alih malah sampai ke kutub utara. Koq bisa? coba baca-baca artikel wikipedia.
Untuk menghitung sudut bearing (sudut antara arah "utara benar" dengan objek tujuan) harus dilakukan dengan matematika bola. Daripada hitung sendiri (dan belum tentu benar) anda bisa gunakan software ini untuk menghitung bearing kota anda dengan Ka'bah. Sebagai informasi, Ka'bah terletak pada koordinat 39o 49' 34" BT; 21o 25' 21" LU). Rumah saya di daerah Tanjung Priuk berada pada koordinat 106o 53' 12 BT ; 6o 7' 12"LS. Berdasarkan perhitungan dengan software diatas sudut bearing adalah 295,12o (dihitung dari utara berputar searah jarum jam) atau Jika kita menghadap ke barat, geser sebesar 25,12o ke arah utara (true north). Inilah arah kiblat dari Tanjung Priuk Jakarta. Untuk wilayah anda, silahkan hitung sendiri.
Menurut saya cara yang paling mudah menentukan arah kiblat adalah gunakan metode matahari, dan pada saat itu (kalau punya) kalibrasi kompas anda. Atau jika anda bisa mengukur perbedaan antara "utara magnet" dengan "utara benar" seharusnya arah kiblat dengan mudah bisa di tentukan.
Terakhir sebagai penutup, saya ingin mengutip sebuah ayat
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui". (Al baqarah: 115).
Sumber : ech.blogspot.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !