mas template
Headlines News :
mas template
Home » , » Zapatista : Pahlawan-Pahlawan Tanpa Wajah

Zapatista : Pahlawan-Pahlawan Tanpa Wajah

Written By maskolis on Wednesday, 20 July 2011 | 11:24

Kami hasil dari 500 tahun perjuangan. Pertama berjuang melawan perbudakan, lalu melawan Spanyol semasa perang kemerdekaan, kemudian Menolak dihisap oleh imperialisme Amerika Utara, lantas ketika meresmikan konstitusi kita dan mengusir pergi kekaisaran Perancis dari tanah ini..... Namun hari ini kami serukan. Ya Basta! Cukup sudah !
(Subcomandante Marcos)

Zapatista

Orang orang Indian udik yang marah

1 Januari 1994, dunia terhenyak saat tiga ribuan penduduk Indian Maya yang kampungan dan kumuh merangsek ke kota kota lalu menyatakan perang pada pemerintah Mexico. Dalam waktu singkat tujuh kotapraja yakni San Cristobal de las Casas, Ocosingo, Las Margaritas, Altamirano, Chanal, Oxchuc dan Huixan mereka kuasai. Dalam balutan balaklava (topeng hitam) para pejuang menyatakan bahwa hal itu mereka lakukan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah mexico yang dengan suka rela “melacurkan diri” pada kesekapatan ekonomi neoliberal, NAFTA. Mexico, amerika dan cadana, tiga negara yang menandatangani kesepakatan tersebut menyetujui draft liberalisasi ekonomi seperti perdagangan bebas, penanaman modal dan privatisasi aset aset negara pada pihak asing.

Bagi petani miskin yang kebanyakan suku asli Indian kesepakatan itu menjadi semacam lonceng kematian, karena dengan alat pertanian seadanya mereka harus bersaing dengan raksasa raksasa bermodal besar dari negara adikuasa. Ketidakadilan pemerintah nampak saat Produk produk luar negri seperti gandum, benih wijen, kacang, jagung, kapas, kedelai dan suflower bebas masuk tanpa harus menghadapi lagi tarif impor, Sementara dilain pihak bantuan subsidi terhadap para petani menurun. Selain itu pemerintah juga menjual saham perusahaan telekomunikasi nasional TELMEX pada Southwestern Bell dan France Telcom secara penuh. Apa tujuan dari penjualan itu ? apa lagi kalau bukan untuk membuat “paman sam” senang.

Kemarahan orang orang Indian udik ini tidak berlangsung lama. Semua pejuang ditarik setelah mereka berperang selama 14 hari sehingga kekacauan dapat ditekan dan korban jiwa tidak bertambah banyak. Walau kehilangan 40 orang dalam peperangan itu tapi mereka juga menyatakan berhasil membunuh 100 tentara pemerintah. Mereka kembali lagi kehutan hutan dan gunung. Berhimpun dan mengumpulkan kekuatan disebuah kawasan di mexico bagian selatan bernanama Chiapas.

Perang singkat yang mereka gulirkan memang memang fenomenal. Pasukan grilya bersenjata apa adanya melawan tentara pemerintah yang didukung oleh alat alat perang termodern, membangkitkan kembali kenangan tiap orang pada heroisme perjuangan Che Guevara di Kuba, Umar Muchtar di Libya atau Jendral Soedirman di Indonesia. Dan seperti halnya heroieme perjuangan rakyat miskin dimanapun, belum tentu tentara dalam jumlah kecil dapat dengan mudah dikalahkan oleh tentara modern berjumlah besar. Karena terbukti bahwa sampai hari ini orang orang Indian maya di Chiapas masih tetap eksis dalam perjuangan mereka.

Mereka menyebut diri sebagai ZAPATISTA

Zapatista berati orang orang zapata. sebutan yang diambil dari legenda amerika latin Emiliano Zapata. Ia adalah pahlawan yang berjuang membebaskan mexico dari penjajahan spanyol. sosok keramat zapata, membuat orang orang Indian mengadaptasi namanya ketika melakukan pemberontakan. pasukan bersenjata mereka disebut EZLN (Ejertico Zapatista de liberation National/Tentara pembebasan nasional zapatista) yang bermarkas di pegunungan Lacandon di Chiapas, Anggotanya kebanyakan terdiri dari suku indian maya. Ciri khas dari pasukan ini adalah selalu mengenakan balaklava lengkap dengan seragam coklat tua baik itu tentara berlvel rendah ataupun para pemimpin tertingginya.

Wajah mereka sengaja disembunyikan, untuk menghindari oprasi intelegen pemerintah. Namun dalam bahasa yang lebih puitis, juru bicara sekaligus pemimpin mereka, Subcomandante Marcos menjelaskan soal kemisteriusan penampilan para pejuang mereka dengan mengatakan “Inilah kami, Pasukan Pembebasan Zapatista. Suara yang mempersenjatai diri agar dapat terdengar. Wajah yang disembunyikan untuk dapat terlihat. Nama yang dilupakan agar dapat dinamai. Bintang merah yang memanggil umat manusia di seluruh dunia agar didengar, dilihat, dinamai."

Tujuan perjuangan Zapatista bukan untuk menggulingkan pemerintahan sah melalui gerakan revolusi yang berdarah darah, bukan pula mendapat kekuasaan melalui jalur politik. namun semua dilakukan tak lebih untuk menentang neo-liberalisme dalam bentuk NAFTA yang memberikan dampak buruk terhadap petani kecil. Suku asli Indian sejak masa kolonialisasi spanyol sampai era kemerdekaan tahun 80an masih menjadi warga negara ”kelas dua” di Mexico.

Bukti nyata ketidak adilan pemerintah dapat dilihat di Chiapas, markas para pejuang zapatista. Disana penduduk tidak mendapat akses terhadap hak dasar manusia seperti sekolah, layanan kesehatan, listrik dan air bersih. Ketika pemerintah sudah tidak bisa diharapkan untuk meningkatkan taraf hidup , maka Zapatista dijadikan satu satunya kelompok non partisan yang terus konsisten berjuang untuk mewujudkan harapan harapan mereka.

Siapa Marcos ?

Pasca perang fisik, zapatista merubah peta perjuangnnya. Mereka tetap memanggul bedil dan mengantongi peluru dihutan hutan namun sama sekali tidak menembakannya kalau keadaan tidak terlalu mendesak. Karena bagi mereka perang baru adalah perang intelektual dimana kata menjadi senjata. Kini Dari pegunungan lacandon, memberondonglah beribu ribu syair, roman, fabel, hikayat, dongen fantasi, cerpen, novel dan artikel. Melalui tulisan sasaran tembak merekapun menjadi menjadi makin luas, kalau dulu yang selalu menjadi bulan bulanan adalah pemerintah Mexico, kini pemerintahan tiran yang identik dengan kolonialisme seperti Amerika dan Israel menjadi sasarannya.

Adalah sub comandante marcos yang menjadi ikon dalam perang era baru ini. Marcos bukan hanya seorang tentara yang siap berhadap hadapan dengan kematian dimedan tempur tapi juga begawan sastra yang lihai merangkai kata kata. Satirnya membuat orang meringis, guyonannya membuat orang tergelak. para pembacanya dapat marah, terbakar, menangis dan tertawa dalam waktu bersamaan. Gayanya yang ringan dan mengasyikkan membuat tulisan tulisan Marcos dengan cepat tersebar didunia maya dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa.

Sejak tahun 1992 hingga 2006 saja, Sang Komandan telah menulis lebih dari 200 esai dan cerita, serta 21 buku dengan total 33 edisi. Sebuah pencapaian fantastis karena semua itu dilakukan ketika ia sedang berperang. Dalam komentarnya soal tulisan tulisan marcos, Pemenang Nobel Sastra, Gabriel Garcia Marquez berkata, "Apa yang terjadi di Chiapas membuat aku ingin membuang semua buku ku ke laut".

Kemudian siapakah Subcomandante Marcos ? bagaimana wajahnya ? dari mana ia berasal ? tak seorangpun tahu hal tersebut, karena Sampai saat ini ia selalu merahasiakan identitasnya dibalik balaklava yang selalu ia pakai kemanapun. Pemerintah Mexico menduga kalau marcos adalah adalah Rafael Sebastian Guillen Vicente, mantan profesor filsafat di National Autonomous University of Mexico (UNAM) yang hilang secara misterius. Namun hal itu segera dibantah oleh Maarcos sendiri. Begitupun ketika ditanya, “apakah dia berasal dari Tamaulipas (tempat kelahiran Rafael)”, dengan guyonan Marcos menjawab, dia pernah berada di tempat itu untuk bekerja sebagai bodyguard di salah satu rumah bordil.

Dalam sebuah wawancara memang Marcos sempat mengungkapkan indetitasnya namun tetap saja kesan yang ia berikan sangat misterius. Ia berkata kalau dirinya berasal dari keluarga kelas mengah dengan enam saudara. keluarganya yang demokratis sejak kecil telah mengajarkan el camino de la verdad – jalan kebenaran dalam nemempuh kehidupan. Sebelum masuk sekolah ia sudah pandai membaca, sehingga memberi keuntungan besar baginya dalam menyerap pelajaran. Disekolah ia sudah mengkhatamkan Shakespeare, Cervantes, Neruda, Fuentes dan banyak buku-buku penulis Amerika Latin. Saat memasuki sekolah menengah, dirinya sudah membaca tentang Hitler, Marx, Lenin, Mussolini ilmu sejarah dan politik secara umum. Di universitas dia belajar bahasa Perancis, Portugis, dan Italia. Bermacam macam buku yang telah ia baca mempengaruhi tulisan talisannya saat ini.

Ketika ditanya makna dari nama “marcos”, ia menjawab kalau nama tersebut diambil dari nama kawannya yang tewas dalam baku tembak dengan polisi ketika akan pergi ke daerah lain untuk menggabungkan diri dengan para petani. Terakhir, yang menarik ternyata Marcos bukan berasal dari suku asli Indian maya namun pria kulit putih keturunan spanyol yang lahir dan besar di Mexico. Dalam salah satu film dokumenter tentang Chiapas, Marcos berkomentar tentang kesan pertamanya begitu bergabung dengan penduduk asli, "Bayangkan seseorang yang datang dari budaya perkotaan, dari salah satu kota terbesar di dunia, dengan latar belakang pendidikan di universitas, terbiasa dengan kehidupan kota.

Ketika saya datang di sini ibarat mendarat di planetlain. Bahasa, dan lingkungannya benar-benar baru. Anda akan terlihat seperti mahluk asing di sini. Segala sesuatu di tempat ini mengatakan, Pergi. Inisuatu kesalahan. Kamu tidak berasal di tempat ini.' Masyarakatnya, cara mereka bersikap, cuaca, curah hujan, sinar matahari, tanah, lumpur, penyakit, serangga, homesick, semua mengatakan 'Kamu bukan berasal dari tempat ini' Kalau bukan sebuah mimpi buruk, apalagi istilah untuk semua ini,"

Marcos barangkali akan tetap menjadi misteri. Orang orang hanya mengenalnya melalui gambar gambar yang tercetak dikaos, gantungan kunci, poster, majalah dan koran. Popularitasnya terdongkrak atas apa yang telah ia perjuangkan baik itu gerakan bersenjata atau melalui goresan pena. Marcospun tampaknya nyaman dengan segala kemisteriusan yang melingkupi dirinya, ia berkata orang orang hanya mengetahui wajahnya yang berkedok dan namanya yang dipanggilan Marcos. Tidak lebih. Jika ditanya, darimana asal Marcos ? mereka akan menjawab, “Dari pegunungan”.

Perjuangan Tanpa Akhir

Chiapas adalah inspirasi bagi siapapun yang merindukan martabat atas diri dan bangsanya. Sampai hari ini para pejuang zapatista masih berjuang untuk kaum mereka. Tulisan tulisan Marcos masih gencar mengomentari masalah dalam dan luar negri. Bila ditanya kapan perjuangan mereka akan berakhir, barangkali jawabannya adalah tak kan pernah berakhir. perjuangan zapatista terus menggurita bukan hanya di seluruh mexico tapi juga diseluruh dunia. Dimana ada ketidakadilan, disana juga ada zapatista yang siap memberondongnya dengan beribu ribu tulisan paling sentimentil, romantis, menggugah sekaligus jenaka. Karena bagi Zapatista, “Nuestra Palabra Es Nustra Arma” (kata adalah senjata).

Sumber :
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

mas template
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. MASKOLIS - All Rights Reserved
maskolis
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya