mas template
Headlines News :
mas template
Home » » Balas Budi Kera Kepada Tuannya

Balas Budi Kera Kepada Tuannya

Written By maskolis on Friday 30 September 2011 | 05:47

Seekor kera rhesus (Macaca mulatta) setelah diselamatkan Li Chun dari Yunnan – China, berniat “membalas budi”, namun ia seringkali malah membuat jengkel sekaligus haru si majikan. Saat yang mengharukan tatkala si majikan sedang menangis, kera itu akan mengulurkan tangan mengusap air mata tuannya, dan terhadap anjing kecil di rumah, ia juga memperlakukannya bagaikan anaknya sendiri. Selain itu ia pernah bersekutu dengan 4 ekor anjing lain demi melindungi tuannya, yakni mengusir seekor anjing besar yang datang mengganggu.

balas budi kera
Gaya si kera tangan satu yang ingin membalas budi tetapi malah membuat frustasi sang majikan. (THE EPOCH TIMES)

Akan tetapi, yang membuat naik pitam ialah, lantaran pada suatu kali ia pernah menyaksikan sang majikan menyembelih ayam lalu langsung ditirunya. Apa yang diperbuatnya? Ia secara berturut-turut membunuh 80 ekor lebih ayam dan mencabuti bulu mereka.

Menurut berita harian Chun Cheng, pada 6 Mei 2009, sewaktu Li Chun mengarit rumput di lereng sejauh 30 meteran di belakang desa, 2 ekor anjing yang menemani Li Chun tiba-tiba menyalak terus di depan sebatang pohon Ceri. Setelah ia mendekat, ia menemukan seekor hewan kecil berwarna kuning keabu-abuan sedang gemetaran memeluk pohon. Di saat ia hendak melangkah pergi karena dikiranya seekor kucing biasa, makhluk kecil itu tiba-tiba melompat ke dalam keranjang bambu yang ia bawa di pundaknya, barulah Li Chun mengetahui itu seekor kera.

Ketika ia hendak membawanya pulang, tercium bau menyengat, setelah ia cermati ternyata tangan kanan kera tersebut sudah dalam kondisi terluka parah dan kaki kirinya membusuk sebatas paha hingga terlihat tulangnya. Tak tega melihat kera itu, Li Chun membawanya pulang dan melihat buah apel di meja, si kera yang sangat kelaparan itu buru-buru menjulurkan tangan kirinya yang tidak terluka dan langsung melahapnya. Melihat luka menganga dan membusuk, Li Chun segera menuju klinik desa untuk membeli obat-obatan berupa penisilin dan Oxytetracycline serta menaburkannya ke luka tersebut agar tidak sampai infeksi.

Keesokan harinya tidak juga membaik dan agar tidak membusuk lebih lanjut dan membahayakan jiwanya, maka Li Chun mengambil pisau, melakukan amputasi pada tangan kanan serta kaki kanan monyet yang lukanya sudah memperlihatkan tulangnya. Setelah melewati 30 hari lebih si kera bertangan satu selain berangsur pulih sehat juga setiap hari bisa menyantap makanan sebanyak 1 kg lebih. Ia telah mengubah kebiasaan yang hanya makan tidur saja selama masa penyembuhan, mulai lincah dan berloncatan ke sana ke mari. Li Chun mengatakan, setelah mengadopsi kera bertangan satu itu, demi membalas budi, si kera ingin mengabdi tetapi malah menambah sejumlah kerunyaman.

Li Chun mengatakan, “Entah kapan terjadinya, ia melihat orang rumah memecah telur, maka si kera lantas sering mendatangi kandang ayam dan mengeluarkan semua telur serta memecahkannya.” Barangkali ia memang tidak memahami sang majikan memecah telur untuk digoreng dan dimakan. Kera itu mengira merusak semua telur itu telah membantu dan berbuat kebaikan bagi tuannya. Ini menyebabkan seluruh ayam betina di rumah lari ke rumah tetangga untuk bertelur di sana.

Li Chun mengatakan, sejak menyaksikan proses penyembelihan ayam, si kera itu apabila setiap kali melihat ayam besar atau kecil, langsung ditangkap dan dibunuhnya hanya untuk mencabut semua bulu ayam tersebut. Sesudah diberi “pelajaran” oleh majikan, si kera untuk sementara waktu jadi penurut, terlebih lagi majikan ada di rumah. Akan tetapi begitu sang majikan bepergian, ayam peliharaan di rumah tak peduli besar atau kecil mengalami bencana. “Kalau dijumlah, ayam yang ia bunuh hingga sekarang telah mencapai 80 ekor,” tutur Li Chun.

Beberapa kali Li Chun marah besar dan mengambil pentungan hendak menghajar kera itu. Ia mengejarnya sampai di hutan belakang gunung, namun belum sampai 10 menit si kera kembali lagi ke rumah dan bersikap bagaikan anak badung yang telah berbuat kesalahan dan dengan wajah memelas ia bersimpuh di lantai. Setiap kali menyaksikan ini sikap Li Chun melunak lagi dan menepis niatannya untuk mengusir kera itu.

Akhir Mei lalu, Biro Keamanan Umum Otonomi Hutan Xishuangbanna Dai Prefektur, mengetahui Li Chun memelihara kera. Karena binatang itu termasuk yang dilindungi negara, maka mereka mengambil alih dan akan melepas kera itu ke alam bebas, namun tanpa hasil. Setelah mendengar kisah hubungan spesial antara Li Chun dengan si kera, maka dianggap antara mereka telah terjalin semacam ikatan perasaan yang sulit dipisahkan, sekaligus mempertimbangkan meski dilepas ke alam bebas, kera cacat itu pasti mengalami kesulitan untuk bertahan hidup.

Akhirnya diputuskan, Li Chun diakui sebagai “Pengawas dan pelindung” sah kera tersebut dan diizinkan memelihara si kera bertangan satu itu, tetapi ia diharuskan melaporkan kesehatan si kera secara berkala kepada Biro Keamanan Hutan. (The Epoch Times/whs)

Sumber : epochtimes.co.id
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

mas template
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. MASKOLIS - All Rights Reserved
maskolis
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya