Kematian vocalis the Doors, pada tanggal 3 Juli 1971 di Paris tetap jadi kontroversi hingga sekarang. Bunuh diri, over dosis, dibunuh oleh CIA atau sebab-sebab lain. Saya memperoleh buku tentang The Doors, berjudul LIGHT MY FIRE, MY LIFE WITH THE DOORS yang ditulis oleh RAY MANZAREK, pemain keyboard, sekaligus arsitek musik The Doors. Pada bab pertama, dari buku yang terdiri dari 20 bab ini adalah membahas kematian Jim Morrison. Kematian Jim Morrison di mata Ray Manzarek. Pertemuan terakhir dengan Jim Morrisson, Album apa yang sedang mereka garap, paranoia apa yang melanda selebritis muda di awal tahun 70 an, dan hal-hal lain. Bab tentang kematian Jim Morrison, saya bagi empat bagian, dan bagian pertama adalah yang di bawah ini, sedangkan bagian dua, sampai empat, ada di halaman lain blog ini. Selamat menikmati.
Kami tidak tahu apa yang menjadi penyebab kematian Jim Morrison di Paris. Sejujurnya kami memang tidak akan pernah tahu. Rumor, kebohongan, rekayasa menyelimuti kebenaran. Terlalu banyak teori yang bertentangan. Ia pergi ke bioskop (seperti kata Oswald). Tidak ia tidak pergi ke bioskop, ia pergi ke bar yang bernama Rock ‘n’ roll Circus, bar dengan selera rendahan, tidak seperti Van Gouh Cafe . …”bar dimana orang bisa menjadi gila atau berbuat kriminal.”
Ia tidak pergi ke Rock ‘n’ roll Circus, ia di rumah bersama Pam. Tidak ia dibawa pergi oleh tiga orang pria Perancis petang itu. Comatose. Ia mengkonsumsi heroin (sepengatahuan saya Jim tidak pernah mengkonsumsi heroin, yang pasti tidak ketika ia berada di Amerika. Namun Pam memang pemakai. Lalu pada umumnya orang yang tadinya sekedar mencoba-coba biasanya menjadi ketagihan….betulkah ?). Tidak. Ia mabuk. Mereka membaringkannya ditempat tidur. Tidak, ia sama sekali tidak keluar rumah. Ia sakit. Sehari sebelumnya Ia memeriksakan dirinya ke dokter. Flu berat. Pam sedang memasak untuk makan malam mereka berdua. Tidak. Mereka berdua makan malam di luar dan clubbing sepanjang malam. Tidak . Ia tidur lebih awal, terbangun di tengah malam, merasa kurang enak badan, merasa perlu mandi dengan air hangat, untuk menyegarkan diri….setiap orang nampaknya sepakat tentang manfaat air. The Liquid, the water of of Unconcious. The Womb. An Immersion. A Baptism. A Cleansing. The Sublime rest in the waters of Mother. Pam bahkan tidak ada di sana. Ia keluar untuk menemui pangerannya. Orang yang akan ditemui ini selalu menganggap dirinya pangeran. Seorang bangsawan. Pam sangat menyukai hal tersebut. Berbincang dengan orang yang lebih tinggi derajatnya. Nama orang tersebut tak mungkin diucapkan. Kami tidak bisa berbahasa Perancis. Kami orang Amerika. Kami faham mengenai seni, mengenai musik, mengenai film, namun kami idak faham bahasa Perancis. Siapa nama pangeran itu, sampai hari ini saya tidak tahu. Yang saya tahu, ia adalah rival Jim Morrison dalam merebut hati Pam. Namun sang Pangeran akhirnya juga mati. Akibat mengkonsumsi heroin.
Tidak Pam ada di kamar bersama Jim, ia tidak akan meninggalkan Jim jika Jim merasa tidak enak badan. Tidak, Jim ada di kamar mandi. Ia meneriakan kata-kata terakhir dari kamar mandi. Pam bisa mendengar karena pintu kamar mandi dibiarkan terbuka (Saya bertemu Pam setahun kemudian di Restauran yang terletak di pinggir laut di Mario, di sebrang jembatan San Fransisco. Ia betul-betul terpukul. Hancur. Saya hanya bisa merangkulnya, dan berusaha membuat dirinya nyaman. Rasanya tidak mungkin menanyakan sesuatu yang sebetulnya perlu ditanyakan padanya, “Apa yang terjadi pada dia ?” Ia sedang menangis. Ia hanya bisa mengatakan betapa besar cintanya pada Jim. Betapa dirinya merasa kehilangan, betapa sepinya dunia tanpa Jim. Namun kemudian dia berkata, “Tahukah kamu apa kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya ?” Saya bicara dalam hati, “More Light,” atau mungkin “Eureka” atau yang paling baik dari semuanya adalah …...”One”
Saya berkata,”Tidak, Pam. Apa yang ia katakan ?”
Ia menatap saya, air mata berlinang di pipinya, jatuh, hancur…….”Pam kamu masih di situ?” ucapnya. Lalu ia mengulang lagi. Lembut, dengan suara kekanak-kanakannya seolah bicara pada dirinya sendiri “Pam kamu masih di situ?”
“Indah sekali,” kata saya, berusaha memberi kenyamanan pada gadis yang sedang merasa kehilangan ini. “Kata-kata terakhirnya adalah tentang kamu.” Dan tangisnyapun pecah lagi )
Dan yang jelas ia tertidur. Mungkin merasa nyaman dan bahagia. Ia merasa kekasihnya ada bersama dirinya. Ia berada di Paris. Ia muda dan cantik. Kekasihnya adalah seorang artis terkenal dan berniat menulis lagu. Dan ia akan jadi kesayangan kekasihnya. Namun ia terjaga, satu dua jam kemudian. Jim tidak ada bersamanya. Dalam ketakutan ia berlari ke kamar mandi.
We could plan a murder, or start a religion
Ia tidak pergi ke Rock ‘n’ roll Circus, ia di rumah bersama Pam. Tidak ia dibawa pergi oleh tiga orang pria Perancis petang itu. Comatose. Ia mengkonsumsi heroin (sepengatahuan saya Jim tidak pernah mengkonsumsi heroin, yang pasti tidak ketika ia berada di Amerika. Namun Pam memang pemakai. Lalu pada umumnya orang yang tadinya sekedar mencoba-coba biasanya menjadi ketagihan….betulkah ?). Tidak. Ia mabuk. Mereka membaringkannya ditempat tidur. Tidak, ia sama sekali tidak keluar rumah. Ia sakit. Sehari sebelumnya Ia memeriksakan dirinya ke dokter. Flu berat. Pam sedang memasak untuk makan malam mereka berdua. Tidak. Mereka berdua makan malam di luar dan clubbing sepanjang malam. Tidak . Ia tidur lebih awal, terbangun di tengah malam, merasa kurang enak badan, merasa perlu mandi dengan air hangat, untuk menyegarkan diri….setiap orang nampaknya sepakat tentang manfaat air. The Liquid, the water of of Unconcious. The Womb. An Immersion. A Baptism. A Cleansing. The Sublime rest in the waters of Mother. Pam bahkan tidak ada di sana. Ia keluar untuk menemui pangerannya. Orang yang akan ditemui ini selalu menganggap dirinya pangeran. Seorang bangsawan. Pam sangat menyukai hal tersebut. Berbincang dengan orang yang lebih tinggi derajatnya. Nama orang tersebut tak mungkin diucapkan. Kami tidak bisa berbahasa Perancis. Kami orang Amerika. Kami faham mengenai seni, mengenai musik, mengenai film, namun kami idak faham bahasa Perancis. Siapa nama pangeran itu, sampai hari ini saya tidak tahu. Yang saya tahu, ia adalah rival Jim Morrison dalam merebut hati Pam. Namun sang Pangeran akhirnya juga mati. Akibat mengkonsumsi heroin.
Tidak Pam ada di kamar bersama Jim, ia tidak akan meninggalkan Jim jika Jim merasa tidak enak badan. Tidak, Jim ada di kamar mandi. Ia meneriakan kata-kata terakhir dari kamar mandi. Pam bisa mendengar karena pintu kamar mandi dibiarkan terbuka (Saya bertemu Pam setahun kemudian di Restauran yang terletak di pinggir laut di Mario, di sebrang jembatan San Fransisco. Ia betul-betul terpukul. Hancur. Saya hanya bisa merangkulnya, dan berusaha membuat dirinya nyaman. Rasanya tidak mungkin menanyakan sesuatu yang sebetulnya perlu ditanyakan padanya, “Apa yang terjadi pada dia ?” Ia sedang menangis. Ia hanya bisa mengatakan betapa besar cintanya pada Jim. Betapa dirinya merasa kehilangan, betapa sepinya dunia tanpa Jim. Namun kemudian dia berkata, “Tahukah kamu apa kata-kata terakhir yang keluar dari mulutnya ?” Saya bicara dalam hati, “More Light,” atau mungkin “Eureka” atau yang paling baik dari semuanya adalah …...”One”
Saya berkata,”Tidak, Pam. Apa yang ia katakan ?”
Ia menatap saya, air mata berlinang di pipinya, jatuh, hancur…….”Pam kamu masih di situ?” ucapnya. Lalu ia mengulang lagi. Lembut, dengan suara kekanak-kanakannya seolah bicara pada dirinya sendiri “Pam kamu masih di situ?”
“Indah sekali,” kata saya, berusaha memberi kenyamanan pada gadis yang sedang merasa kehilangan ini. “Kata-kata terakhirnya adalah tentang kamu.” Dan tangisnyapun pecah lagi )
Dan yang jelas ia tertidur. Mungkin merasa nyaman dan bahagia. Ia merasa kekasihnya ada bersama dirinya. Ia berada di Paris. Ia muda dan cantik. Kekasihnya adalah seorang artis terkenal dan berniat menulis lagu. Dan ia akan jadi kesayangan kekasihnya. Namun ia terjaga, satu dua jam kemudian. Jim tidak ada bersamanya. Dalam ketakutan ia berlari ke kamar mandi.
Now run to the miror in the bathroom. Look
Dan hal yang paling ia takuti jadi kenyataan. Kekasihnya meninggal. Dan pikirannya mulai melayang. Berat. Emosinya menjadi tidak terkendali. Kata-kata bermunculan dalam dirinya. “Sendiri! Tak Pernah lagi ! Kosong ! Peluk Aku ! Kesalahanku ! Ia tidak akan pernah memeluk saya lagi ! Kesalahanku ! Bingung ! Takut! Oh Tuhan mengapa mengapa ? Jim!
Dalam kepanikannya ia memanggil pangerannya (siapa lagi yang bisa diminta bantuannya?) Dan Ia datang ke Apartemen yang ditempati oleh Pamela dan Jim di Marais. Tapi…. ini agak aneh. Ia datang ke Apartemen bersama Marriane Faithfull (saingan Pam?). Tidak ia tidak datang bersama Marianne. Marraine mengabarkan, ia tidak datang ke Marais. Lalu siapa yang ada di sana? Apakah sang pangeran ada di sana. Tidak. Pam tidak pernah menelpon sang pangeran. Ia menghubungi Alan Romay, teman semasa di UCLA, dan Agnes Verda, teman, yang berprofesi sebagai pembuat film. Merekalah yang mengurus segalanya. Menelpon Polisi. Polisi datang jam 9 pagi. Tidak Polisi datang jam 5 pagi. Siapa tahu ?
Belakangan ada kabar bahwa Jim meninggal dengan menyungging senyum diwajahnya. Saya suka hal ini. Apapun yang terjadi padanya, yang penting ia pergi dengan bahagia.
Death Old Friend
Bukankah ada yang berkata bahwa kematian itu menyenangkan ? ya roh Jim layak keluar dengan nyaman, karena semua tekanan, kesakitan, percobaan, kegelapan malam demi malam yang harus dilalui oleh jiwa yang masih muda, he deserved to leap upward, into the loam, with a satyr’s leer covering his now smooth and substantial Jowls.
Tidak. Ia sama sekali tidak mati. Ia sedang memerankan kematiannya. Bukan kah Agnes Verda sedang melakukan penelitian mengenai kisah seorang Perancis, yang berprofesi sebagai akuntan, yang sedang memerankan kematiannya dan menghilang di Marquesas pada tahun 20 an? Dengan sebongkah benda yang beratnya sekitar 75 kg, di peti mati dan sebuah sertifikat kematian—ditambah seorang dokter berkebangsaan Al Zajair, yang dibayar US $ 5000, suatu jumlah yang fantastis di tahun 1971. Keterlibatan satu atau dua orang teman Perancis. Mungkin mereka pembuat film, untuk membuat pengaturan-pengaturan yang diperlukan. Well, semua mungkin terjadi di Paris !
Lalu bagaimana ceritanya ? Akankah kita bisa mengetahui hal yang sebenarnya ? Apkah kita memang ingin tahu apa yang sebetulnya terjadi ? Apakah kita memang butuh tahu apa yang sebenarnya terjadi ? Dan Mengapa ? Maksud saya apa bedanya sebab-sebab kematiannya, sejauh matinya bukan karena pembunuhan ? Masalahnya bukanlah pada cara bagaimana seorang artis meninggalkan dunia ini. Masalahnya adalah SENI. Senilah satu-satunya masalah. Inilah yang kami kerjakan. Jim adalah seorang artis. Ia ingin anda mendengarkan kata-katanya. Ia ingin membawa kata-katanya ke dalam diri anda. Di tempat-tempat yang dalam. Tempat-tempat rahasia. Bagian-bagian yang paling dalam dimana jiwa kekanak-kanakan tinggal. Yang luar biasa. Yang menakutkan Yang lunak. Yang manis, delicate dan lembut. Kira berada dalam sebuah kapal yang sama. Kita semua punya make up internal yang sama. Dan kita semua ketakutan.
Namun seni adalah juru selamat kami. Kami menjadi kreator. Kami adalah penemu. Dan semua kenikmatan, dan pelarian dan locatan besar keluar dari diri kami—keluar dari lingkaran tertutup yang selalu terjadi—keluar dari tempurung dan kekangan ego kami, keluar menuju “wilayah yang lebih bersih dan lebih murni,” Seperti yang pernah dikatakan oleh Jim, Itulah tujuan yang pas bagi kami. Untuk menjadi kreator-kreator pencerahan. Mengetahui ke-esa-an dari segala hal. Yang suci dan yang abadi ( “Tat tvam asi,” “You Are That,” seperti orang India katakan). ……… Membuat pilihan untuk berkreasi. Membuat pilihan untuk keluar. Kami semua adalah kreator. Dan keberadaan ini adalah kreasi kami. Milik kami dan kita bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi !
Itulah seni ! Bagi saya, itulah esensi membuat musik. Memetik nada-nada dari alam. Dan bagi Jim adalah memetik kata-kata dari alam. Kemudian menempatkan kata-kata tersebut dalam pendekatan yang imaginatif. Gambaran-gambaran. Dalam dan menembus. Pengakuan. Kadang biasa, sering sangat dalam. Tak pernah tanpa arti. Dan biasanya mempunyai banyak makna. Saya suka mendengar kata-katanya. Betapa dalam dan bermakna.
O great creator of being, grant us one more hour
to perform our art and perfect ourlives
Coda Queen be my bride
Rage In darknes by myside
Seize the summer in your pride
Let’s ride !
Wild Child, natural child
Not your mother’s or your father’s child;
You’re our child, screaming wild
Well, she is fashionably lean,
And She’s fashionably late,
She’ll never rank a scene,
She’ll never break a date,
But she’s no drag,
Just watch the way she walks
She’s twentieth-century fox
Persian Night, babe
See the Light, babe
Jesus !
Save Us !
I love the friends I have gathered together in this this
Raft. We have constructed pyramids ini honor of our escaping.
Lost in a Roman wilderness of pain
And all of the childrens are insane,
Waiting for the summer rain
to perform our art and perfect ourlives
Saya ingin kata-kata di atas tertulis di batu nisannya
Coda Queen be my bride
Rage In darknes by myside
Seize the summer in your pride
Let’s ride !
Kata-kata di atas untuk Pam
Wild Child, natural child
Not your mother’s or your father’s child;
You’re our child, screaming wild
Kata-kata di atas untuk Danny
Well, she is fashionably lean,
And She’s fashionably late,
She’ll never rank a scene,
She’ll never break a date,
But she’s no drag,
Just watch the way she walks
She’s twentieth-century fox
Kata kata di atas untuk Dorothy
Persian Night, babe
See the Light, babe
Jesus !
Save Us !
Yang ini untuk Jim
I love the friends I have gathered together in this this
Raft. We have constructed pyramids ini honor of our escaping.
Itu adalah untuk John dan Robby
Lost in a Roman wilderness of pain
And all of the childrens are insane,
Waiting for the summer rain
Itu adalah untuk kami semua
Kata-katanya. Selalu bernuansa magis. A refuge from the howling madness of the night. Saya tahu kami adalah manusia, kuat, bagus dan suci ketika membaca kata-katanya. Kami tahu kami bisa menghadapi semua teror itu. Kata-katanya membuktikan potensinya untuk berkreasi. Atas kehendak seni berkreasi. Dari kemampuan kami untuk meloncat ke atas, keluar dari limpur, menuju pusat energi yang besar berwarna keemasan yang hangat dan melindungi kita. Matahari. Lingkaran yang melebur. Itulah manifestasi tindakan kreasi murni kami, when we willed existence into exiztence. Energi. Suci dan manusiawi. Milik kami. Semua milik kita. Dan kata-kata Jim. Untuk kita. Semua untuk kita.
In that year we had an intense visilation of energy
Masa itu berlangsung antara musim panas 1965 sampai dengan tanggal 3 July, 1971
Bersambung Bagian II
sumber : http://onestopblues.com/kontroversi-kematian-jim-morrison-dari-nol-kembali-ke-nol-bagian-1/
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !