Gizi yang baik merupakan kebutuhan pokok bagi semua orang, tidak peduli di manapun ia bertempat tinggal. Di Surabaya, ada yayasan amal yang memberikan pelayanan gizi bagi masyarakat terpinggirkan termasuk yang tinggal di atas makam.
Sama seperti pemukiman kumuh lainnya di daerah urban atau perkotaan, pemukiman warga yang satu ini juga sangat sederhana dan ala kadarnya. Atapnya dari terpal plastik warna-warni, alasnya juga seadanya berupa tikar lusuh dan kardus-kardus bekas.
Namun yang membedakan adalah pemandangan di dalam dan sekitarnya, yang bagi kebanyakan orang akan sangat menyeramkan. Gubuk-gubuk ini memang didirikan di atas makam, sehingga jangan heran jika ada beberapa nisan yang difungsikan sebagai dapur, meja makan atau rak piring.
Dengan kondisi seperti ini, kebutuhan gizi yang baik tentu sulit terpenuhi. Jangankan untuk menyediakan makanan yang benar-benar steril atau sekedar bersih, bahan makanan yang dimiliki terkadang juga tidak banyak pilihan karena keterbatasan faktor ekonomi.
Beruntung ada sebuah yayasan yang peduli dengan kondisi pra warga di Makam Mataram, Kota Surabaya tersebut. Yayasan Pondok Kasih (YPK), yang dipimpin oleh Hana Amalia Vandayani dan suaminya dr Michael Leksodimulyo rutin memberi pelayanan gizi di tempat itu.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah serta sejumlah donatur, dr Michael yang pernah dianugerahi Sang Teladan Favorit oleh sebuah produk obat sakit kepala ini aktif melayani warga sejak 2009. tujuannya tak lain untuk meningkatkan kesehatan anak-anak lewat gizi yang baik.
Bukan cuma di Makam Mataram 1 dan 2, dr Michael dan YPK juga melayani beberapa wilayah marjinal atau terpinggirkan lain di Surabaya. Di antaranya adalah Manukan Lor, Manukan Ruko, Kali Butuh, Rumah Setan, Trenggilis, Krukah, Terminal Joyoboyo, Bangun Rejo, Indrapura, Simokerto, Makam Kembang Kuning, Gang Dolly dan Keputih.
Dari semua wilayah dampingannya, total dr Michael dan timnya saat ini melayani 67.653 warga miskin dari berbagai usia mulai dari bayi hingga lansia. Jenis layanannya terjadwal rutin setiap hari, pukul 13.00-17.00 khusus untuk layanan nutrisi bagi ibu hamil dan balita.
"Tiap hari klinik kami melayani warga di pekuburan, tempat prostitusi, bawah jembatan, pinggir sungai dan tempat pembuangan sampah. Menunya disesuaikan dengan penghasilan suami hari itu, lalu kita menyisihkan untuk ditabung. Yang lainnya diatur oleh tim medis kita," kata dr Michael saat dihubungi detikHealth, Selasa (31/1/2012).
Berkat kerja kerasnya yang tanpa pamrih, dr Michael dan timnya di YPK masuk dalam daftar nominasi peraih Indonesian Millenium Development Goals Award 2011 untuk kategori lembaga Swadaya Masyarakat di Bidang Nutrisi.
Sebanyak 16 penghargaan umum dan 5 khusus akan diberikan pada individu maupun lembaga yang dfinilai punya kontribusi dalam pencapaian MDG's di Indonesia, besok malam di Balai Kartini. Selengkapnya, nominasi yang masuk dalam di kategori Lembaga Swadaya Masyarakat di Bidang Nutrisi adalah sebagai berikut.
Sama seperti pemukiman kumuh lainnya di daerah urban atau perkotaan, pemukiman warga yang satu ini juga sangat sederhana dan ala kadarnya. Atapnya dari terpal plastik warna-warni, alasnya juga seadanya berupa tikar lusuh dan kardus-kardus bekas.
Namun yang membedakan adalah pemandangan di dalam dan sekitarnya, yang bagi kebanyakan orang akan sangat menyeramkan. Gubuk-gubuk ini memang didirikan di atas makam, sehingga jangan heran jika ada beberapa nisan yang difungsikan sebagai dapur, meja makan atau rak piring.
Dengan kondisi seperti ini, kebutuhan gizi yang baik tentu sulit terpenuhi. Jangankan untuk menyediakan makanan yang benar-benar steril atau sekedar bersih, bahan makanan yang dimiliki terkadang juga tidak banyak pilihan karena keterbatasan faktor ekonomi.
Beruntung ada sebuah yayasan yang peduli dengan kondisi pra warga di Makam Mataram, Kota Surabaya tersebut. Yayasan Pondok Kasih (YPK), yang dipimpin oleh Hana Amalia Vandayani dan suaminya dr Michael Leksodimulyo rutin memberi pelayanan gizi di tempat itu.
Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah serta sejumlah donatur, dr Michael yang pernah dianugerahi Sang Teladan Favorit oleh sebuah produk obat sakit kepala ini aktif melayani warga sejak 2009. tujuannya tak lain untuk meningkatkan kesehatan anak-anak lewat gizi yang baik.
Bukan cuma di Makam Mataram 1 dan 2, dr Michael dan YPK juga melayani beberapa wilayah marjinal atau terpinggirkan lain di Surabaya. Di antaranya adalah Manukan Lor, Manukan Ruko, Kali Butuh, Rumah Setan, Trenggilis, Krukah, Terminal Joyoboyo, Bangun Rejo, Indrapura, Simokerto, Makam Kembang Kuning, Gang Dolly dan Keputih.
Dari semua wilayah dampingannya, total dr Michael dan timnya saat ini melayani 67.653 warga miskin dari berbagai usia mulai dari bayi hingga lansia. Jenis layanannya terjadwal rutin setiap hari, pukul 13.00-17.00 khusus untuk layanan nutrisi bagi ibu hamil dan balita.
"Tiap hari klinik kami melayani warga di pekuburan, tempat prostitusi, bawah jembatan, pinggir sungai dan tempat pembuangan sampah. Menunya disesuaikan dengan penghasilan suami hari itu, lalu kita menyisihkan untuk ditabung. Yang lainnya diatur oleh tim medis kita," kata dr Michael saat dihubungi detikHealth, Selasa (31/1/2012).
Berkat kerja kerasnya yang tanpa pamrih, dr Michael dan timnya di YPK masuk dalam daftar nominasi peraih Indonesian Millenium Development Goals Award 2011 untuk kategori lembaga Swadaya Masyarakat di Bidang Nutrisi.
Sebanyak 16 penghargaan umum dan 5 khusus akan diberikan pada individu maupun lembaga yang dfinilai punya kontribusi dalam pencapaian MDG's di Indonesia, besok malam di Balai Kartini. Selengkapnya, nominasi yang masuk dalam di kategori Lembaga Swadaya Masyarakat di Bidang Nutrisi adalah sebagai berikut.
1. Institut Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Papua
program: Pengembangan Sekolah Kampung Berbasis Kearifan Lokal yang Terintegrasi
2. Yayasan Pondok Kasih Surabaya
Program: Peningkatan kesehatan anak-anak melalui program nutrisi pada masyarakat prasejahtera di wilayah terpinggirkan.
Sumber : detikhealth.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !