Jujur saja, saya agak terlambat membaca tentang The Secret atau The Law Attraction. Itu pun karena diberitahu seorang teman. Tapi betapa kagetnya saya ketika membaca beberapa paragraf. Apa yang tertulis disana nyaris mirip dengan apa yang dikatakan teman beberapa tahun lalu. Saya yakin teman saya belum dan tidak pernah membaca The Secret. Coba saja simak versi dari The Secret dan versi teman tersebut.
Versi The Secret
Untuk meraih kesuksesan, kita harus mewujudkan keinginan-keinginan kita dalam bentuk visual atau digambarkan di dalam pikiran. Semakin kuat keinginan itu divisualisasikan, maka keinginan itu akan hadir, seperti yang diminta. Tentang proses pencapaian itu, serahkan saja pada alam untuk proses yang lainnya.
Versi Teman
Keinginan sebaiknya diimajinasikan di dalam pikiran. Kuatkan pikiran sehingga terus-menerus fokus pada keinginan tersebut. Bila perlu cari gambar dari keinginan tersebut, misalnya, keinginan akan sebuah mobil. Maka yang kita lakukan adalah tempel gambar mobil di kamar kita sesuai dengan tipe atau warna yang kita idamkan. Selanjutnya, pikiran yang difokuskan pada gambar yang terus-menerus itu akan menjadi semacam energi di dalam otak untuk kemudian akan memerintahkan organ tubuh seperti, tangan, kaki untuk bekerja lebih keras. Tentu saja gerakan-gerakan itu akan menghasilkan upaya untuk mendapatkan tambahan uang demi terujudnya mobil idaman.
Jelaskah kesamaan dari kedua versi tersebut? Perlu saya tambahkan, teman saya itu sudah membuktikan dari teori yang entah dimana ia dapatkan. Kepada saya ia bilang, rasanya sulit ia bisa meninggikan rumahnya dengan penghasilannya Sebagai pegawai biasa. Tapi, keinginan itu bisa dicapainya dengan sukacita. Metode itu juga dipakainya ketika ia berkeinginan untuk punya sepeda motor.
Ketika itu, mungkin tahun 90-an, saya terperangah mendengar rahasia kesuksesan yang dituturkan teman saya tersebut. Apalagi ketika ia secara panjang lebar menghubungkan teori motivasi tersebut dengan ajaran-ajaran Islam.
Mau tahu apa pendapatnya tentang rahasia doa?
"Doa itu adalah deretan kata-kata yang merambat ke langit, melewati atmosfer. Jika seseorang keinginan dalam doanya gagal tercapai, itu bisa jadi energi atau kekuatan doa itu tidak penuh sehingga tidak mampu menyentuh gumpalan-gumpalan (ia memberi istilah yang aneh). Sehingga gumpalan-gumpalan rejeki itu tidak tergetar, guncang dan jatuh ke arah si pengirim doa."
Tentang gumpalan-gumpalan rejeki itu, ia menjelaskan bahwa itu adalah benda-benda yang ditebarkan Tuhan di atas langit sesuai dengan kategori masing-masing. Ada rejeki uang, rejeki asmara, rejeki hujan dan sebagainya. Setiap orang berdoa akan membidik gumpalan-gumpalan itu agar jatuh menimpa dirinya.
Itu sebabnya orang yang teraniaya, anak yatim piatu doanya tajam dan mudah terkabul, karena orang-orang seperti itu dalam kondisi yang lemah, miskin, kekurangan. Akibatnya keinginan dalam doa mereka menghasilkan energi atau power yang mampu mengguncangkan gumpalan-gumpalan.
Katanya lagi, kenapa di pagi hari atau subuh, di dalam kitab suci dituliskan Allah mengirimkan malaikat dalam jumlah tak terhitung menebar rejeki di bumi. Masing-masing malaikat membawa paket rejeki yang dipesan oleh hamba-hambanya yang doanya ampuh!
Nah, teori teman saya itu fantastis! Motivasi menggaet rejeki dari langit! Bagaimana menurut Anda?
Sumber : cokikawasprimonta.blogspot.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !