mas template
Headlines News :
mas template
Home » » Kasihan, Bocah 8 Tahun Setiap Hari Pikul 6 Cobek

Kasihan, Bocah 8 Tahun Setiap Hari Pikul 6 Cobek

Written By maskolis on Tuesday 20 September 2011 | 02:23

Bocah-bocah penjaja cobek di sekitar Kota Bandung kebanyakan berasal dari Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Jarak dari kecamatan tersebut ke pusat Kota Bandung bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 sampai 2 jam. Hari-hari biasa, mereka berangkat dari Padalarang ke Bandung setelah pulang sekolah atau siang hari. Sementara jika waktu libur, sejak pagi mereka sudah berangkat.


"Biasanya kami naik KRD, sesampai di Bandung diterusin pake angkot," kata Wawan (8), salah seorang penjual cobek, saat ditemui beberapa waktu lalu. Wawan menambahkan, selain pulang pergi naik KRD, ada juga yang tidak pulang. Biasanya, kata Wawan, mereka yang tidak pulang memanfaatkan masjid sebagai tempat menginap.

Cobek-cobek yang dibawa mereka diproduksi di sebuah tempat di Padalarang. Wawan sendiri tidak mengetahuinya, soalnya dia mendapatkan cobek tersebut dari ayahnya. "Kalau lokasi pembuatan cobeknya saya tidak tahu. Soalnya bapak yang bawa," kata Wawan. Lebih jauh Wawan mengatakan, untuk berjualan cobek di Bandung, mereka tidak membawa perbekalan yang cukup. Yang penting, kata dia, asal bisa sampai di Bandung.

"Ya kalau tidak dapat uang, terpaksa puasa. Tapi biasanya sih jarang. Soalnya suka ada yang ngasih uang," kata Wawan.

Kala itu Wawan (8), tampak duduk di trotoar Jalan RE Martadinata. Di depannya, terlihat sebuah tanggungan berisi beberapa cobek. Ada sekitar empat sampai enam cobek di tanggungan tersebut. Siswa kelas 4 SD Padalarang itu tampak letih. Tetesan keringat terlihat mengucur di dahi kecilnya.

Wawan adalah satu dari sekian banyak anak di bawah umur di Kota Bandung yang menjajakan cobek. Biasanya, mereka tersebar di sejumlah perempatan jalan. Namun, kebanyakan bocah-bocah itu biasa mangkal di Jalan RE Martadinata dan Cilaki lantaran kawasan tersebut termasuk salah satu pusat kota di Bandung. Setiap ada kendaraan berhenti di perempatan jalan, mereka biasanya berlari menghampiri. Beberapa pengemudi terlihat iba dan memberi mereka uang. Namun, ada pula pengemudi yang cuek.

"Biasanya yang beli tidak banyak. Paling hanya satu sampai dua orang. Kebanyakan mereka malah ngasih uang," kata Wawan saat berbagi kisah dengan okezone. Wawan sendiri tidak mematok harga satuan cobek yang dijualnya. Namun, saat ditanya harganya, dia menjawab antara Rp15-20 ribu. Ya terserah. Mau Rp15 ribu mangga, 20 ribu juga mangga (Rp15 ribu silakan, 20 ribu juga silakan)," kata Wawan.

Anak keempat dari enam bersaudara ini mengatakan, dalam sehari dia bisa mendapatkan uang Rp30-50 ribu. Namun, kata dia, kebanyakan uang itu diperoleh bukan dari hasil penjualan cobeknya, melainkan pemberian orang yang lewat. "Yang ngasih duit tapi gak beli cobek juga banyak. Ada yang cuma ngasih Rp 1.000, ada juga yang sampai Rp 10 ribuan," kata Wawan.

Biasanya, kata Wawan, mereka bekerja dari Senin sampai Jumat. Aktivitasnya, lanjut dia, dimulai sekitar pukul 14.00 sampai 22.00 WIB. Pembeli biasanya cukup banyak menjelang Magrib sampai pukul 19.00 WIB. "Kalau sore bisa dapat dua kali lipat dari siang," pungkas Wawan seraya menambahkan, penghasilannya tersebut disimpan untuk uang sekolah.

Sumber : news.okezone.com
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

mas template
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. MASKOLIS - All Rights Reserved
maskolis
Original Design by Creating Website Modified by Adiknya