Selain kondisi sepeda motor yang prima, jas hujan merupakan perangkat yang wajib dipersiapkan oleh para pengguna kendaraan roda dua tersebut. Namun agar nyaman dan aman sebaiknya tidak asal memilih jas hujan. Memang, soal pilihan jas hujan itu terlihat sepele atau remeh. Tapi bila tidak tepat, akibatnya bisa fatal.
“Kasus kecelakaan terjatuh dari sepeda motor karena ujung jas hujan tersangkut di gir jumlahnya tidak sedikit,” tutur Dimas Nurendro, penggiat keselamatan berkendara dan instruktur safety riding sebuah dealer sepeda motor saat ditemui di Jakarta, Ahad, 30 Oktober 2011. Bahkan kasus serupa terjadi di Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Seorang bapak meninggal dunia karena terjatuh dari sepeda motor setelah lehernya terjerat jas hujan yang dipakainya dan bagian ujungnya masuk ke jeruji roda.
“Karena itu sudah semestinya faktor keselamatan dan kenyamanan menjadi pertimbangan saat memilih jas hujan,” ujar Dimas. Lantas apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih pakaian pelindung dari guyuran air hujan itu? Berikut penjelasan Dimas.
1. Jangan memilih model ponco
Alasan untuk menghindari jas hujan model seperti itu adalah karena tanpa jahitan atau proses maka pada saat dipakai bagian belakang akan melambai terbawa angin. Bila itu terjadi, selain akan mengganggu pandangan pengguna jalan lain, juga rawan tersangkut di gir atau jeruji roda.
“Kasus yang sering terjadi tersangkut di jeruji dan gir,” kata Dimas. Kekurangan lainnya adalah, karena tidak dijahit secara rapi atau dipres, air hujan yang mengguyur rawan merembes ke badan pemakai. Bahkan saat bagian belakang jas itu terempas angin badan pengguna terkena tampias air hujan.
2. Pilih jas yang berbahan PVC
Jas hujan yang menggunakan bahan dari polyvinyl chloride (PVC) lebih kedap air ketimbang yang berbahan dari plastik biasa dan parasut. Pilihan itu tentu sangat berasalan karena kita menggunakan jas hujan agar badan tetap kering dan terlindungi dari guyuran air hujan.
Bahan PVC juga berpori-pori sangat rapat, sehingga air hujan sulit menembus ke dalam. Hal itu berbeda dengan bahan parasut yang berpori lebih longgar. Memang umumnya jas hujan dari parasut dilapisi filament untuk mencegah air meresap ke bagian dalam jas. “Tapi seiring dengan waktu lapisan filament habis atau terkikis,” ujar Dimas.
3. Model pres lebih kedap
Setelah memastikan memilih bahan dari PVC, pastikan jas hujan itu menggunakan sambungan yang dipres, bukan jahitan. Pasalnya jahitan masih menyisakan celah bagi air untuk merembes ke bagian dalam.
4. Pastikan resleting dari bahan yang kuat
Masalah lain yang kerap dialami oleh pemilik jas hujan adalah resleting yang rontong atau lepas pada bagian tengah. Masalah seperti itu tak hanya dialami oleh resleting dari bahan plastik, tapi juga dari besi. Karena itu pastikan resleting jas hujan yang akan Anda beli menggunakan bahan yang kuat. “Tembaga atau kuningan adalah bahan yang bagus dan kuat,” ujar Dimas.
5. Pilih warna terang
Sejatinya jas hujan tak hanya berfungsi melindungi badan dari guyuran air hujan. Jas hujan juga berfungsi sebagai penunjang keamanan berkendara baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Pada saat air hujan mengguyur deras, pandangan pengguna kendaraan baik motor maupun mobil juga terbatas karena terhalang air hujan. Karena itu bila jas hujan yang kita gunakan berwarna terang, lebih baik lagi bila mencolok dengan bagian tertentu memancarkan cahaya seperti rompi polisi akan terlihat jelas oleh pengguna jalan lain.
Sumber : tempointeraktif.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !