London, Dengan obat-obatan hormon, seorang wanita bisa mengeluarkan 85 sel telur untuk didonorkan sekaligus. Meski demikian para pakar memperingatkan, efek samping obat tersebut bisa menyebabkan perut membengkak atau bahkan memicu kematian.
Pembengkakan setelah mendonorkan sel telur yang terjadi akibat penumpukan cairan di perut disebut dengan Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS). Dalam beberapa kasus, penumpukan cairan tersebut bisa memicu penyumbatan pembuluh darah yang berujung pada kematian.
Meski tidak sampai meninggal, seorang wanita di London baru-baru ini dilaporkan mengalami OHSS setelah mendonorkan 50 sel telur sekaligus. Agar bisa mengeluarkan sel telur sebanyak itu, ia memang diberi obat hormon oleh pengelola klinik kesuburan.
"Saya merasa dokter-dokter itu memperlakukan saya seperti mesin. Saya dianggap binatang, yang hanya disuruh menghasilkan telur sebanyak-banyaknya," ungkap wanita berusia 35 tahun yang tidak disebutkan namanya itu seperti dikutip dari Myfoxmemphis, Selasa (25/10/2011).
Sekitar 3 bulan setelah mendonorkan sel telur, wanita itu mengalami pembengkakan hebat hingga menyerupai orang hamil. Yang sangat mengecewakan baginya adalah, dokter sama sekali tidak memberi tahu adanya kemungkinan efek samping seperti ini sebelumnya.
Menurut International Federation of Fertility Societies, pengambilan 50 sel telur dalam sekali waktu sangat berisiko apabila dilakukan dengan obat hormon. Jangankan 50, pengambilan 20 sel telur saja bisa meningkatkan risiko OHSS hingga 85 persen jika dilakukan sekaligus.
Namun karena imbalan bagi donor sel telur di Inggris saat ini ditingkatkan 3 kali lipat, tampaknya klinik kesuburan tidak mau rugi dengan mengambil sel telur sebanyak-banyaknya. Dilaporkan rekor pengambilan sel telur terbanyak di Inggris dalam beberapa bulan terakhir mencapai 85 sel telur.
Tak heran jika laporan kasus OHSS di Inggris meningkat dalam beberapa bulan terakhir, yakni 217 kasus antara Maret 2010 hingga Februari 2011. Angka ini naik tajam dari 114 kasus pada periode setahun sebelumnya dan hanya 64 kasus sepanjang 2008.
Sumber : detikhealth.com
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !